Para pecinta timnas PSSI pasti gregetan lihat penampilan Indonesia di dua leg partai final melawan Malaysia di Piala AFF. Betapa tidak ? Tim yang tahun ini digadang-gadang bakal jadi juara, ternyata anti klimaks di partai final. Ibarat pemain film, kayak tokoh antagonis saja lho...di awal-awal menang meyakinkan, eh... akhirnya kalah lawan jagoan yang sebenarnya hehe...Tak perlulah disesali, sedih ya sedih tapi jangan sampai berkelarutan. Sebaiknyalah tetap tegar dan cari solusi dan stretegi untuk masa depan sepakbola serta olahraga yang lebih baik.
Tulisan kali ini, bukan untuk mencari-cari kesalahan kegagalan timnas PSSI di AFF Cup 2010, tetapi hanya sekedar sumbang saran dari orang yang awam persepakbolaan, bahkan maen bola aja kagak bisa....hehe...Bukan pula pengamat atau komentator yang hebat dan suka cuap-cuap. Cuman saya mencoba melihat ada apa sebenarnya dibalik itu (lihatnya pake teropong, lensanya dobel lagi biar kelihatan jelas...hehe...). Kalau menurut saya ada lima sebab mayor, yaitu :
1. Pembinaan olahraga sepakbola yang kurang intens. Kegagalan di AFF kali ini bukanlah kegagalan yang ini saja, ini adalah rentetan dari kegagalan-kegagalan sebelumnya terutama di sepakbola hampir minim juara. Ini harus menjadi introspeksi kita semua. Apa iya dari 200 juta rakyat Indonesia hampir minim pemain yang berbakat ? Apa proses pencarian bakat, pembinaan, pelatihan dan kompetisi yang kurang baik ? Apa yang salah ? Ini berarti kan bukti kesekian kali, berarti ada yang harus segera diperbaiki dong dalam pembinaan olahraga kita...
2. Pengurus kurang fokus dan tak paham mengenai apa yang sedang diurusnya. Profesionalitas lebih penting dari kepopuleran, kejujuran lebih penting dari sekedar kepandaian. Profesional dan jujur serta mampu membina hubungan yang baik dengan semua stake holder maupun masyarakat, wah hebat itu. Jangan seperti sekarang PSSI kok ditarik kemana-mana, ke politik lah, ke bisnis (karcis) lah, yang pengurus diterpa isu korupsi lah (ketuanya ?) dll dsb. Itu kan mengganggu...Kagak boleh lagi ada tukang koruptor ngurusi olahraga.
3. Media yang berlebihan dalam meperlakukan timnas. Belum juara, wah sudah kayak artis saja, wawancara sana, jumpa pers sini, jamuan makan, acara iklan dll dsb, wah ...luar biasa. Sudah jadwal latihan padat masih juga direcoki acara-acara yang gak perlu. Kecuali kalau pertandingan sudah usai ya gak papa lah. Pantas saja, Alfred Riedl marah kepada media dan melarang semua anggota tim untuk melayani media. Iya dong, bisa ganggu konsentrasi...
4. Ekspektasi masyarakat yang berlebihan. Sebenarnya ini sih bukan alasan yang tepatlah, habis...kita kan rindu PSSI juara. Kapan...kapan...dan kapan bisa juara ??? Masak juara kandang melulu, gak keren ahhh. Makanya, belum jadi juara sudah diiming-imingi bonus ratusan juta, bonus mobil lah itu lah ini lah...Dari mulai presiden, wakil presiden, menteri, anggoto DPR, MPR, jaksa, hakim, satpol PP, gubernur, bupati, walikota, camat, lurah, guru, karyawan pabrik, tukang jual karcis, tukang jamu, tukang sedot wc, buruh macul dan angon kambing, seluruh kampung mengharapkan supaya timnas juara Piala AFF 2010. Wah, sungguh beban yang berat...berat...teramat berat dipikul. Makanya si Firman Utina tuh kakinya bergetar abis waktu mau nendang bola penalti ke gawang Fahmi si kiper Malaysia itu.
5. Yah mau dikata apalagi, emang lawan lebih baik gitu kali ya, akhirnya. Ndak usah nyalahin laser lah, serbuk gatal lah, petasan lah, penonton yang ribut lah, ya waktunya kalah ya kalah. Apalagi program naturalisasi kagak menjamin deh, Indonesia bakal jaya. Gak ada hubungannya, walau ada hanya sedikit. Itu kan keuntungan jangka pendek. Gak menjamin dengan banyak pemain naturalisasi prestasi akan berhasil. Buktinya Filipina dengan 9 pemain naturalisasi malah keok di semifinal lawan Indonesia yang hanya punya 1 pemain naturalisasi, yaitu Cristian Gonzales. Mendingan bikin sekolah sepakbola yang akan membina pemain lokal dan mendidik anak-anak Indonesia cinta olahraga sejak dini, tidak hanya di sepakbola tapi juga menyanyangi setiap inci organ tubuh kita yang telah diamanahkan oleh ALLAH SWT supaya kita merawatnya. Bukankah di dalam tubuh yang sehat, insya ALLAH terdapat jiwa yang sehat...semoga
Menyalahkan diri sendiri (introspeksi) adalah lebih baik daripada mencari-cari kesalahan orang lain.
BRAVO INDONESIA !!!
salam kenal:)
BalasHapusjadi penyebab kekalahannya apa?