Tampilkan postingan dengan label Berita Pop. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Pop. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Maret 2011

Mekanisme terjadinya TSUNAMI

Gempa di Jepang terjadi pukul 12.46 WIB, Jumat (11/3) kemarin, berpusat di 373 km timur laut Tokyo. Beberapa saat kemudian terjadi tsunami dengan ketinggian 4 meter hingga 10 meter. Jumlah sementara korban tewas akibat gempa dan tsunami Jepang mencapai 1.000 orang.  400 Orang diketahui hilang.
Belum ada WNI dilaporkan menjadi korban jiwa dalam gempa berkekuatan 8,9 SR itu.

KBRI Tokyo dari NHK streaming merilis hal tersebut di dalam twitternya, Sabtu (12/3/2011).

Sementara itu, tim KBRI Tokyo yang akan mengevakuasi WNI sudah sampai di Fukushima, namun terhenti akibat longsor yang terjadi di antara Miyagi dan Iwate. Pemerintah Jepang mengerahkan helikopter untuk mengevakuasi korban di Kesennuma City, Miyagi Prefecture.

Warga di radius 10 km dari PLTN Fukushima dianjurkan untuk berevakuasi. Hal ini karena peningkatan tingkat radiasi menjadi 1.000 kali skala normal. (detiknews.com)

Berikut ini mekanisme terjadinya tsunami. Oya, naskah ini saya dapatkan sewaktu mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru tahun 2010 lalu di UNNES Semarang dalam rangka sertifikasi guru. Semoga bermanfaat.

Mekanisme Terjadinya Gelombang Tsunami

Oleh : Dwiyanto J. S.,Staf Pengajar Teknik Geologi UNDIP

Rabu, 09 Maret 2011

Bertani organik total 1000 %, siapa takut ?

Kecenderungan akhir-akhir ini bagi sebagian masyarakat kita untuk mengkonsumsi makanan dan berbagai produk organik cukuplah gencar. Betapa tidak ? Ditengah-tengah kepungan produk makanan, minuman, obat-obatan dll yang banyak mengandung bahan kimia, upaya untuk kembali ke produk organik patut diperhatikan. Berbagai bahan kimia zat aditif, penyedap, pewarna, pemanis maupun pengawet yang tidak alami sedikit banyak telah terbukti sangat mengganggu kesehatan manusia.


TABEL KANDUNGAN ZAT ADITIF DALAM MAKANAN


ID


NAMA PRODUK


JENIS MAKANAN


KANDUNGAN ZAT ADDITIVE


1


Chitato


Makanan Ringan


TBHQ,MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB


2


Chitos


Makanan Ringan


DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, pewarna, NaB, MSG


3


Piattos


Makanan Ringan


KCl, AAS, pewarna, NaB, MSG


4


French Fries


Makanan Ringan


NaB, pewarna, Si, FF, AS, MSG


5


Potato Chips


Makanan Ringan


NB, FF, pewarna, AS, MSG


6


Potato Steak


Makanan Ringan


DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, MSG


7


Happy Tos


Makanan Ringan


KB, SB, pewarna, NaB, FF, MSG


8


Balls


Makanan Ringan


TBHQ, MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB, Si


9


Taro


Makanan Ringan


NB, FF, AS, CaCO3, KB, NaB, DG, DI, MSG


10


Double Dekker


Makanan Ringan


TBHQ, MSG, CaCO3, DG, NaB, pewarna, AS

Sabtu, 05 Maret 2011

Beberapa Bakteri yang Mencemari Susu Formula

Publik kini sedang menanti tindakan kementerian kesehatan yang diwajibkan Mahkamah Agung (MA) untuk mengumumkan susu formula yang mengandung bakteri Enterobacter Sakazakii. Selain Sakazakii, ternyata masih ada bakteri lain yang bisa mencemari susu formula.

Kontaminasi Enterobacter Sakazakii terungkap dalam sebuah penelitian di Institut Pertanian bogor (IPB) yang dipublikasikan tahun 2008. Penelitian tersebut mengungkap ada 22 sampel susu formula yang beredar antara tahun 2003-2006 yang mengandung Enterobacter Sakazakii dalam kadar 22,73 persen.

Buntut dari penelitian tersebut, menteri kesehatan dituntut oleh konsumen bernama David Tobing yang meminta susu yang tercemar tersebut diumumkan. Gugatan David Tobing menang di Pengadilan dan juga menang di MA. Rencananya untuk menindaklanjuti keputusan MA, Menteri Kesehatan akan memberikan penjelasan pada Kamis (10/2/2011).

Rabu, 29 Desember 2010

Lima sebab kekalahan timnas PSSI di AFF Cup 2010

Para pecinta timnas PSSI pasti gregetan lihat penampilan Indonesia di dua leg partai final melawan Malaysia di Piala AFF.  Betapa tidak ?  Tim yang tahun ini digadang-gadang bakal jadi juara, ternyata anti klimaks di partai final.  Ibarat pemain film, kayak tokoh antagonis saja lho...di awal-awal menang meyakinkan, eh... akhirnya kalah lawan jagoan yang sebenarnya hehe...Tak perlulah disesali, sedih ya sedih tapi jangan sampai berkelarutan.  Sebaiknyalah tetap tegar dan cari solusi dan stretegi untuk masa depan sepakbola serta olahraga yang lebih baik.

Tulisan kali ini, bukan untuk mencari-cari kesalahan kegagalan timnas PSSI di AFF Cup 2010, tetapi hanya sekedar sumbang saran dari orang yang awam persepakbolaan, bahkan maen bola aja kagak bisa....hehe...Bukan pula pengamat atau komentator yang hebat dan suka cuap-cuap.  Cuman saya mencoba melihat ada apa sebenarnya dibalik itu (lihatnya pake teropong, lensanya dobel lagi biar kelihatan jelas...hehe...).  Kalau menurut saya ada lima sebab mayor, yaitu :

1.  Pembinaan olahraga sepakbola yang kurang intens.  Kegagalan di AFF kali ini bukanlah kegagalan yang ini saja, ini adalah rentetan dari kegagalan-kegagalan sebelumnya terutama di sepakbola hampir minim juara.  Ini harus menjadi introspeksi kita semua.  Apa iya dari 200 juta rakyat Indonesia hampir minim pemain yang berbakat ?  Apa proses pencarian bakat, pembinaan, pelatihan dan kompetisi yang kurang baik ?  Apa yang salah ?  Ini berarti kan bukti kesekian kali, berarti ada yang harus segera diperbaiki dong dalam pembinaan olahraga kita...

2.  Pengurus kurang fokus dan tak paham mengenai apa yang sedang diurusnya.  Profesionalitas lebih penting dari kepopuleran, kejujuran lebih penting dari sekedar kepandaian.  Profesional dan jujur serta mampu membina hubungan yang baik dengan semua stake holder maupun masyarakat, wah hebat itu.  Jangan seperti sekarang PSSI kok ditarik kemana-mana, ke politik lah, ke bisnis (karcis) lah, yang pengurus diterpa isu korupsi lah (ketuanya ?) dll dsb.  Itu kan mengganggu...Kagak boleh lagi ada tukang koruptor ngurusi olahraga.

3.  Media yang berlebihan dalam meperlakukan timnas.  Belum juara, wah sudah kayak artis saja, wawancara sana, jumpa pers sini, jamuan makan, acara iklan dll dsb, wah ...luar biasa.  Sudah jadwal latihan padat masih juga direcoki acara-acara yang gak perlu.  Kecuali kalau pertandingan sudah usai ya gak papa lah.  Pantas saja, Alfred Riedl marah kepada media dan melarang semua anggota tim untuk melayani media.  Iya dong, bisa ganggu konsentrasi...

4.  Ekspektasi masyarakat yang berlebihan.  Sebenarnya ini sih bukan alasan yang tepatlah, habis...kita kan rindu PSSI juara.  Kapan...kapan...dan kapan bisa juara ???  Masak juara kandang melulu, gak keren ahhh.   Makanya, belum jadi juara sudah diiming-imingi bonus ratusan juta, bonus mobil lah itu lah ini lah...Dari mulai presiden, wakil presiden, menteri, anggoto DPR, MPR, jaksa, hakim, satpol PP, gubernur, bupati, walikota, camat, lurah, guru, karyawan pabrik, tukang jual karcis, tukang jamu, tukang sedot wc, buruh macul dan angon kambing, seluruh kampung mengharapkan supaya timnas juara Piala AFF 2010.  Wah, sungguh beban yang berat...berat...teramat berat dipikul.  Makanya si Firman Utina tuh kakinya bergetar abis waktu mau nendang bola penalti ke gawang Fahmi si kiper Malaysia itu.

5.  Yah mau dikata apalagi, emang lawan lebih baik gitu kali ya, akhirnya.  Ndak usah nyalahin laser lah, serbuk gatal lah, petasan lah, penonton yang ribut lah, ya waktunya kalah ya kalah.  Apalagi program naturalisasi kagak menjamin deh, Indonesia bakal jaya.  Gak ada hubungannya, walau ada hanya sedikit.  Itu kan keuntungan jangka pendek.  Gak menjamin dengan banyak pemain naturalisasi prestasi akan berhasil.  Buktinya Filipina dengan 9 pemain naturalisasi malah keok di semifinal lawan Indonesia yang hanya punya 1 pemain naturalisasi, yaitu Cristian Gonzales. Mendingan bikin sekolah sepakbola yang akan membina pemain lokal dan  mendidik anak-anak Indonesia cinta olahraga sejak dini, tidak hanya di sepakbola tapi juga menyanyangi setiap inci organ tubuh kita yang telah diamanahkan oleh ALLAH SWT supaya kita merawatnya.  Bukankah di dalam tubuh yang sehat, insya ALLAH terdapat jiwa yang sehat...semoga

Menyalahkan diri sendiri (introspeksi) adalah lebih baik daripada mencari-cari kesalahan orang lain.

BRAVO INDONESIA !!!

Minggu, 26 Desember 2010

Ribuan TKI siap tonton langsung final AFF 2010 di Malaysia

Ternyata program pemerintah (?) mengirimkan TKI besar-besaran ke Malaysia selain tentu saja menambah devisa, ada gunanya juga lho di saat-saat tim olahraga Indonesia (sepakbola) bertandang ke Malaysia.  Ya, tentu saja sebagai supporter yang akan memeriahkan dan memerahkan Stadion Bukit Jalil Malaysia pada final Piala AFF, 26 Desember 2010.  Dengan adanya ribuan bahkan puluhan ribu (kalau jumlah total TKI di Malaysia sih, sekitar 3 jutaan), serasa di negeri sendiri...hehe...Ya iyalah, karena saking banyaknya TKI di Malaysia...hehe...Tetangga saya banyak juga lho yang jadi TKI di Malaysia, bahkan saking betahnya di sana tak mau pulang...Mungkin sekarang mereka sedang siap-siap mencarter bis/truk ke Stadion Bukit Jalil.

Berikut kutipan dari beberapa TKI. "Ribuan TKI dari Jawa, jika Indonesia masuk final, akan sewa bus untuk mendukung Timnas di Bukit Jalil," Kata Rusdi, TKI asal Madura yang ditemui saat acara nonton bareng pertandingan Indonesia melawan Filipina di salah satu rumah makan Indonesia di daerah Puchong, Selangor, Malaysia, Senin (20/12) malam.

Antusiasme warga negara Indonesia di Malaysia tidak perlu diragukan lagi, karena setiap tim-tim asal Indonesia bertanding di Malaysia mereka selalu memberi dukungan penuh. "Waktu Pertandingan persahabatan Persib dan Selangor FC tahun lalu, saya harus jalan kaki dari stasiun kereta api ke stadion Shah Alam, gara-gara tak dapat bus," ujar Wahyudi, TKI lainnya.
Karena itu, saat kawan-kawannya berencana menyewa bus, Wahyudi langsung mendaftar.

HEBAT !

Bahkan, selain PSSI yang mendorong agar semua TKI menyerbu partai final AFF 2010 di Malaysia, dua orang ketua umum partai politik besar di Indonesia pun memanfaatkan momentum ini menguatkan "sinyal" mereka.

Partai Demokrat (PD) memastikan bila janji mereka untuk memberikan 1000 tiket gratis bagi para TKI yang ada di negeri Jiran bakal dipenuhi. 1000 Tiket Final Piala AFF 2010 tersebut saat ini dipersiapkan dan hanya tinggal didistribusikan.

1000 tiket untuk nonton Final Leg pertama tersebut sudah diurus oleh DPP partai berlambang bintang Mercy ini. Untuk merealisasikan hal tersebut, Anas pagi ini juga akan terbang ke Kuala Lumpur.  Mereka dibantu oleh DPLN Partai Demokrat Malaysia," imbuhnya.  Sebelumnya, Anas menjelaskan pemberian 1000 tiket ini dimaksudkan agar TKI bisa memberikan dukungan langsung pada Timnas di Bukit Jalil.

Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie memohon para TKI di Malaysia untuk memerahkan Stadion Bukit Jalil. "Ada tiga juta TKI di Malaysia, kita harapkan mereka bisa memerahkan stadion saat Indonesia berhadapan tuan rumah Malaysia pada leg pertama babak final AFF Suzuki Cup ini," ujar Aburizal Bakrie di Jakarta, Senin (20/12/2010).

Bahkan, Pak Dubes pun sampai berkeringat penuh mendorong para TKI agar memenuhi partai final AFF, diantaranya dengan mengumpulkan para WNI kaya di Malaysia untuk membagikan tiket gratis kepada para TKI.

Solidaritas warga Indonesia yang tinggal di Malaysia patut diacungi jempol. Sebagian warga yang kerja di negeri jiran dan secara ekonomi sudah mapan mau berbagi dengan warga Indonesia yang kondisi ekonominya kurang mujur, seperti para tenaga kerja Indonesia (TKI), terutama para pekerja kasar.

Indonesian Trade Association (ITA) atau Asosiasi Pengusaha Asal Indonesia yang ada di Malaysia tergerak hatinya untuk mengumpulkan uang guna membeli tiket yang diberikan gratis kepada para TKI.

"Awalnya kami dikumpulkan oleh Pak Dubes Dai Bachtiar untuk membantu menyemarakkan sepak bola. Selanjutnya kami sendiri memiliki ide untuk mengumpulkan uang buat beli tiket bagi para TKI," kata Ketua ITA Hotman Wangi saat ditemui Tribunnews di Stadion Bukit Jalil, Sabtu (25/12/2010). Menurut Hotman, uang yang terkumpul itu sudah dibelikan tiket sebanyak 120 lembar dengan harga per lembar RM 30. "Alhamdulillah, semuanya sudah kami bagikan ke para TKI," kata Hotman.

Wah, gara-gara bola, semuanya jadi sibuk nih.

Kata Ferie Police Emirates temanku :

SEGENAP
POLRI
TNI AU
TNI AD
TNI AL
.......................................................................................
Presiden
Wakil Presiden
Menteri Agama
Menteri Badan Usaha Milik Negara
Menteri Pertahanan
Menteri Dalam Negeri
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
Menteri Kehutanan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Menteri Kelautan dan Perikanan
Menteri Kesehatan
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Menteri Keuangan
Menteri Keuangan
Menteri Komunikasi dan Informatika
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Menteri Lingkungan Hidup
Menteri Luar Negeri
Menteri Pekerjaan Umum
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Menteri Pemuda dan Olahraga
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Menteri Pendidikan Nasional
Menteri Perdagangan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Menteri Perhubungan
Menteri Perindustrian
Menteri Pertahanan Republik
Menteri Pertanian
Menteri Perumahan Rakyat
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Menteri Riset dan Teknologi
Menteri Sekretaris Negara
Menteri Sosial
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Ketua Parpol
Gubernur
Walikota
Bupati
Camat
Lurah
Ketua RW
Ketua RT
Hansip
Hacker
Phreaker
Cracker
Scammer
Defacer
Script kiddies
Hacker wannabe
Newbie
Spammer
Junker
Liker
Kaskuser
Facebookers
NMers
Tukang ngaduk
Tukang gorengan
Tukang bakso
Tukang pompa
Tukang jahit
Tukang palak
Tukang gali kubur
Dokter
Suster
Insinyur
Hakim
Jaksa
Pengacara
Manager Hotel
Manager Restoran
Manager Sea food
Manager Supermarket
Satpam Hotel
Satpam Moll
Satpam Kantor
Satpam Apartemen
Satpam Indomaret
Satpam Discotick
Satpam Ding dong
Mpok Romlah
Mpok Encum
Mpok Jenab
Mpok Ati
Mpok Dom dom
Mpok Cuneh
Bang Toang
Bang Toing (adenya bang toang)
Bang Ale
Bang Satimin
Bang Midun
Bang Kotan
Engkong Riman
Engkong Injih
Engkong Malih
Engkong Bokir
Ceu inah
Ceu anih (bukan adenya ceu inah.. ga tau siapanya)
Ceu Lia
Ceu Romlah
Pak Carik
Bu Carik
Ketua RT
Ketua RW
Sekretaris
Bendahara
Hansip
Satpol PP
Satpam
Ibu kost
Penjaga warnet
Tukang Sapu
Bakul Mie ayam
Bakul Bakso
Tukang Sate
Bakul cilok
Bakul gereh
Bakul pindang
Bakul es dawet
Bakul srabi
Bakul sego megono
Bakul rujak
Bakul siomay
Bakul Lobes
Bakul kentang
Bakul mlinjo
Bakul emping
Bakul alfamart
Bakul indomaret
Buruh tani
Buruh ngarit
Bank tongol
Supir angkot
Supir truk
Supir bus
Supir m0ntor mabur
Tukang becak
Tukang gebyok
Tukang nebas jengkol
Suzanna
Nyi lanjar
Nyi pelet
Nyi blorong
Mak lampir
Tukang parkir
Tukang ledeng
Tukang sedot WC
Wong ngarit
Wong angon wedhus
Pengemis
Pengamen
dan Seluruh Kampung

TURUT MENDOA'KAN SEMOGA INDONESIA JAYA.

Selasa, 21 Desember 2010

Arti naturalisasi

 

Sejak Indonesia meraih kemenangan demi kemenangan di Piala AFF 2010, hingga tembus babak final, kata yang sering kali menjadi pokok bahasan, salah satunya adalah NATURALISASI.  Kalau di bidang flora dan fauna, arti atau makna naturalisasi kan yaitu gejala terjadinya penyesuaian diri tumbuhan dan atau hewan yang didatangkan dari tempat lain dan menjadi anggota biasa masyarakat tumbuhan di tempat yang baru itu.  Lah terus kalau arti

Arti dan syarat naturalisasi (pewarganegaraan)



Semenjak tim sepakbola Indonesia meraih kemenangan demi kemenangan diPiala AFF 2010, salah satu kata yang seringkali menjadi perbincangan adalah naturalisasi. Apa sih artinya ?  Kalau naturalisasi yang berhubungan dengan dunia flora dan fauna sih, artinya yaitu gejala terjadinya penyesuaian diri tumbuhan dan hewan yang didatangkan dari tempat lain dan menjadi anggota biasa masyarakat tumbuhan di tempat yang baru itu.  Kalau definisi yang diatas sih, saya sering juga lho melakukan naturalisasi, contohnya saya kan miara ayam kampung China asli, terus sekarang sudah di kandang saya selama hampir 7  tahunan, hehe...

Lah, terus kalau naturalisasi (manusia) artinya gimana dunk?

Ini dia definisi naturalisasi = pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing ; hal menjadikan warga negara ; pewarganegaraan yang diperoleh setelah memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.  Sedangkan kewarganegaraan karena naturalisasi menurut undang-undang yaitu :

Ketentuan UU No. 62 Tahun 1958 pada prinsipnya mempergunakan asas ius sanguinis (asas keturunan).  Namun dalam berbagai hal asas ius soli (asas tempat kelahiran) juga dipergunakan, yaitu jika: (a) orang lahir di wilayah Republik Indonesia akan tetapi kedua orang tuanya tidak diketahui (Pasal 1 huruf f);
(b) Orang yang diketemukan di wilayah Republik Indonesia selama tidak diketahui kedua orang tuanya (Pasal 1 huruf g);
(c) orang yang lahir di wilayah Republik Indonesia jika kedua orang tuanya tidak mempunyai kewargenagraan atau selama kewarnegaraan kedua orang tuanya tidak diketahui (Pasal 1 huruf h); dan
(d) orang yang lahir di dalam wilayah Republik Indonesia yang pada waktu lahirnya tidak mendapatkan kewarganegaraan ayah atau ibunya, dan selama ia tidak mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya
itu (Pasal 1 huruf i).

Dalam UU No. 62 Tahun 1958 juga ditentukan bahwa salah satu cara untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia adalah dengan jalan pewarganegaraan (naturalisasi). Kewarganegaraan karena pewarganegaraan diperoleh dengan berlakunya keputusan Menteri Kehakiman yang memberikan pewarganegaraan itu. Pewarganegaraan diberikan (atau tidak diberikan) atas permohonan. Instansi yang memberikan pewarganegaraan itu ialah Menteri Kehakiman.

Untuk mengajukan permohonan pewarganegaraan, pemohon harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
(1) Sudah berumur 21 tahun;
(2) Lahir dalam wilayah Republik Indonesia, atau pada waktu mengajukan permohonan bertempat tinggal dalam daerah itu selama sedikit-dikitnya 5 tahun berturut-turut yang paling akhir atau sama sekali selama 10 tahun tidak berturut-turut;
(3) Jika ia seorang laki-laki yang kawin, mendapat persetujuan isteri (isteri-isterinya);
(4) Cukup dapat berbahasa Indonesia dan mempunyai sekedar pengetahuan tentang sejarah Indonesia serta tidak pernah dihukum karena melakukan suatu kejahatan yang merugikan Republik Indonesia;
(5) Dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;
(6) Membayar pada Kas Negara uang sejumlah antara Rp 500,- sampai Rp 10.000,- yang ditentukan besarnya oleh Jawatan Pajak tempat tinggalnya berdasarkan penghasilannya tiap bulan yang nyata dengan ketentuan tidak melebihi penghasilan nyata sebulan;
(7) Tidak mempunyai kewarganegaraan atau kehilangan kewarganegaraannya apabila ia memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia atau menyertakan pernyataan menanggalkan kewarganegaraan lain menurut ketentuan hukum dari negara asalnya atau menurut ketentuan hukum perjanjian penyelesaian dwikewarganegaraan antara Republik Indonesia dan negara yang bersangkutan.

Nah, dari uraian diatas, kita tahu bahwa Cristian Gonzales, yang asli Uruguay itu dan mendapat istri orang Indonesia sekarang sudah menjadi WNI melalui program Naturalisasi (sudah tinggal di Indonesia selama 5 tahun lebih).  Sedangkan Irfan Bachdim, yang mempunyai ayah asli Malang, Indonesia,  sebenarnya sejak lahir sudah berkewarganegaraan Indonesia.   Jadi, di timnas sepakbola Indonesia cuma ada satu pemain hasil naturalisasi yaitu Cristian Gonzales.

Berkaitan dengan manfaat dan tidaknya program naturalisasi pemain sepakbola/olahraga yang hangat-hangatnya dilakukan BTN (Badan Tim Nasional) PSSI 2010, menurut hemat saya sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan seksama.  Bukankah, tim sepakbola Filipina dengan 9 pemain hasil naturalisasi "keok" melawan Indonesia di semifinal ?  Jadi, maksud saya, ini salah satu bukti bahwa program naturalisasi tidaklah otomatis menjamin prestasi sepakbola Indonesia akan meningkat.  Sebaiknya tidaklah asal comot, tetap harus melalui proses pengamatan, uji coba dan seleksi yang ketat.  Tidaklah berarti bahwa jika mereka sudah pernah bermain di klub-klub luar negeri lantas berarti skillnya lebih baik ?    Tidak...tidak lantas seperti itu.  Terus apa artinya dengan pemain lokal Indonesia yang juga telah berusaha keras berlatih, belajar dan berjuang memperbaiki diri lewat klub, liga dll ?  Buktinya, timnas Indonesia dengan "hanya" satu pemain hasil naturalisasi mampu mengalahkan tim Filipina yang mempunyai 9 pemain naturalisasi, dengan agregat 2-0.

Bahkan, ada satu peristiwa yang agak kurang sesuai dengan semangat nasionalisme.  Yaitu, pada pertandingan semifinal Indonesia melawan Filipina kemarin.  Banyak pemain Filipina ketika sebelum laga dimainkan tidak bisa menyanyikan lagu kebangsaan Filipina dengan baik, bahkan cenderung membisu.

Jadi, naturalisasi memang bermanfaat, tetapi pembinaan pemain lokal pun janganlah dilupakan sehingga tetap bisa bersaing dengan pemain hasil naturalisasi.

Artikel terkait :

1.  Profil Cristian Gonzales
2.  Profil Irfan Bachdim
3.  Profil Alfred Riedl

Jumat, 26 November 2010

Gunung Bromo akhirnya meletus



Gunung Bromo di Jawa Timur yang berstatus awas meletus pada pukul 17.40, Jumat 26 November 2010. Asap tebal bercampur abu kehitaman mencapai ketinggian 600 meter.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono mengatakan, letusan ini bersifat minor dan tidak disertai dentuman. "Material letusan berupa abu yang jatuh di sekitar kawah," kata Surono.

Saat ini gempa tremor terjadi terus menerus dengan amplituda rata-rata 15 milimeter.

Menurut petugas pengamatan di pos pantau di Desa Ngadisari, Sikapura, Probolinggo, Ahmad Subhan, mengatakan, gempa tremor hingga saat ini masih terjadi. "Penduduk di sekitar masih aman," katanya.

Bromo dinyatakan 'awas' sejak 23 Oktober 2010 lalu. Dosen Pasca Sarjana Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dan peneliti di Pusat Studi Kebumian dan Bencana, Dr Putu Artama, mengatakan karakteristik Bromo berbeda dengan Merapi.

"Jika terjadi letusan, material yang dimuntahkan pasir dan abu dengan kisaran radius 6 sampai 10 kilometer," kata Putu.

Itu berbeda dengan material yang dimuntahkan Gunung Merapi berupa lava pijar dan bebatuan, juga awan panas 'wedhus gembel'.

Selain itu, Bromo juga terbentengi oleh lautan pasir. Topografi Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. "Yang membayakan itu adanya semburan berwarna kekuningan, karena kandungan belerang yang banyak sangat berbahaya jika dihirup manusia," jelas Putu. (umi)• (Berita dari VIVANews).

Artikel terkait aktivitas Bromo :

- Bromo meletus lagi, Sabtu pagi 27 Nopember 2010

- Warga sekitar Bromo tidak dievakuasi

- Yang membedakan letusan Bromo dengan Merapi

- Sejarah letusan merapi





Melihat berbagai fenomena alam yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia, mulai tsunami Mentawai, banjir bandang di Wasior, gunung meletus di Merapi dan Bromo, gempa di Yogya dan beberapa gunung akan segera menyusul untuk meletus (semoga ini salah) seperti Anak Krakatau, Sumbing dll ?, paling tidak kita bisa menyimpulkan beberapa hal, antara lain :

1.  segala aktivitas dan ulah manusia berperan sangat besar dalam kejadian semua peristiwa alam diatas, ini mau tidak mau, sadar tidak sadar, langsung maupun tidak langsung harus diakui.

2.  alam akan terus sampai kapanpun melakukan hal-hal seperti diatas (dari semenjak jaman Nabi Nuh? bahkan sebelumnya sampai sekarang)).  Ini disebut seleksi alam. Alam akan memilih individu-individu (organisme) yang mampu bertahan "selaras" dengan alam.

3.  oleh karena itu, setelah terjadinya segala peristiwa diatas maka diharapkan akan terbentuklah individu baru yang mampu bertahan dan selaras dengan alam, sadar sesadar-sadarnya bahwa diri kita ini bukanlah apa-apa.  Tiadalah yang dapat melawan segala "kemarahan alam".  Maka marilah saling membantu dan menolong sesama, bersedekahlah karena akan dapat "menyelamatkan" kita, beriman dan bertaqwa serta bersikaplah "adil" terhadap lingkungan sekitar, termasuk terhadap flora dan fauna.

Wallaahu'alam. Semoga bermanfaat.

Kamis, 18 November 2010

Kumpulan prediksi soal-soal Ujian CPNS 2010 lengkap (gratis)

Download Gratis Prediksi Soal Ujian Tertulis CPNS Tahun 2010



Pendaftaran pengadaan CPNS di Jawa Tengah akan serentak dimulai tanggal 16 - 25 November 2010 dengan menggunakan media internet yang difasilitasi oleh Pemprov Jawa Tengah (walaupun ada beberapa kabupaten/kota yang melakukan seleksi secara mandiri).  Pada tahap awal akan dilakukan seleksi administrasi, peserta yang memenuhi syarat administrasi akan melaksanakan Ujian Tertulis yang direncanakan akan dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 12 Desember 2010.

Untuk dapat lolos ujian tertulis CPNS Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ada baiknya anda mempersiapkan diri sebaik-baiknya.  Persiapan yang baik dilakukan yaitu dengan latihan soal-soal tentunya.  Sudahkan anda mempunyai kumpulan soal-soal ujian tulis CPNS ? Jika belum silakan download gratis kumpulan materi dan prediksi soal ujian CPNS Pemprov Jateng tahun 2010.

Walau menjadi PNS bukanlah segalanya (diriku pun bukan PNS, alhamdulillah rezqi tidak akan kemana), tetapi mau tidak mau masih menjadi idaman banyak orang, termasuk istriku yang guru SD di kampoeng, hehe....Setidaknya berusaha dengan banyak berlatih soal dan berdo'a tentunya, semoga citacita kita terkabul.

Sebelum download kumpulan prediksi soal ujian CPNS tahun 2010 terbaru pastikan anda mempunyai software pembaca PDF seperti Adobe Reader. Dan jangan lupa WinRAR nya karena file contoh soal ujian CPNS 2010 ini juga dikemas dalam file berbasis RAR.

Kumpulan Materi dan Prediksi Soal Ujian CPNS sudah lengkap dengan materi sebagai berikut :

Anda bisa mendownload prediksi soal ujian CPNS Provinsi Jawa Tengah GRATIS.

Download Gratis Kumpulan Materi dan Prediksi Soal Ujian CPNS Tahun 2010 Berbentuk E-Book.   DOWNLOAD GRATIS DISINI



Senin, 15 November 2010

Pengumuman Resmi CPNS se-Jawa Tengah 2010-2011

PENGUMUMAN
NOMOR : 810/ 2296
TENTANG
Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah dari Pelamar Umum
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Formasi Tahun 2010

JENIS, JUMLAH FORMASI YANG DIBUTUHKAN DAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN
YANG DISYARATKAN
a. Guru : 25 formasi
b. Tenaga Kesehatan : 134 formasi
c. Tenaga Teknis Lainnya : 236 formasi

TATA CARA PENDAFTARAN
Pendaftaran dimulai tanggal 16 s.d. 25 Nopember 2010 dengan menggunakan media Internet (on line registration), untuk efektifitas dan efisiensi seleksi administrasi dengan tata cara:
a. Peserta melakukan pendaftaran pada aplikasi pendaftaran On line CPNSD 2010 Provinsi Jawa Tengah yang ditayangkan di situs http://cpns.jatengprov.go.id untuk mendapatkan nomor pendaftaran dan formulir pendaftaran, dengan urutan langkah :
1. Membuka situs http://cpns.jatengprov.go.id ;
2. Mencermati sub menu informasi (pengumuman, alur pendaftaran, formasi lowong, Instansi, petunjuk pengisian dan informasi/rekap pelamar);
3. Menyiapkan data pribadi (nomor KTP, tempat dan tanggal lahir, nomor dan tanggal Ijazah, IPK (indeks prestasi komulatif), nomor telepon / HP, akun email );
4. Memilih menu pendaftaran CPNSD, kemudian mengikuti perintah yang disediakan;
5. Memilih Instansi ( provinsi/kabupaten/kota );
6. Pelamar memilih kelompok formasi (Guru,tenaga kesehatan,tenaga teknis dan pelatih olahraga);
7. Pelamar mengisi tingkat pendidikan (SMK/D1, D2/D3 atau D4/S1/S2);
8. Pelamar memilih satu jenis formasi yang lowong/dibuka dari beberapa fomasi yang disediakan;
9. Pelamar mengisi jurusan pendidikan sesuai formasi yang dipilih
10. Pelamar mengisi biodata yang diminta dan menyimpannya;
11. Pelamar mendapatkan nomor pendaftaran secara otomatis dari aplikasi pendaftaran;
12. Pelamar dapat mengecek hasil isian melalui cetak biodata;
13. Pelamar mencetak formulir Pendaftaran sebagai salah satu persyaratan berkas pada daftar ulang setelah yakin biodata benar. (informasi selengkapnya mengenai syarat dan Formasi CPNS Pemprov Jateng DAPAT DILIHAT DISINI.

Untuk formasi CPNS di kabupaten-kabupaten lain dapat dilihat dibawah ini, yaitu :

1. Kabupaten_Semarang

2.  Kabupaten KENDAL dan  Formasi CPNSD KENDAL

3. Kabupaten_Grobogan

4.  Kabupaten_Pekalongan

5.  Kabupaten_Batang

6.  Kabupaten_Tegal

7.  Kabupaten_Brebes

8.  Kabupaten_Pati

9.  Kabupaten_Kudus

10.  Kabupaten_Jepara

11.  Kabupaten_Blora

12.  Kabupaten_Banyumas

13.  Kabupaten_Cilacap

14.  Kabupaten_Banjarnegara

15.  Kabupaten_Magelang

16.  Kabupaten_Temanggung

17.  Kabupaten_Wonosobo

18.  Kabupaten_Purworejo

19.  Kabupaten_Kebumen

20.  Kabupaten_Klaten

21.  Kabupaten_Boyolali


22.  Kabupaten_Sragen

23. Kabupaten_Sukoharjo

24. Kabupaten_Karanganyar

25. Kabupaten_Wonogiri

26. Kota_Salatiga

27.  Kota_Pekalongan

28.  Kota_Tegal

29.  Kota_Magelang

30.  Kota_Surakarta

atau jika anda kesulitan untuk mengakses link-link tsb diatas, silakan DOWNLOAD GRATIS DISINI PENGUMUMAN LENGKAP CPNS 2010 SE-JAWA TENGAH untuk Pengumuman dan Formasi CPNS 2010, yang berisi : Prov. Jateng, Kota Tegal, Kota Surakarta, Kota Magelang, Kota Pekalongan, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Tegal, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Sragen, Kabupaten Semarang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Pati, Kabupaten Magelang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Jepara, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Brebes Kabupaten Boyolali, Kabupaten Blora, Kabupaten Batang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Banjarnegara.

Atau silakan mengunjungi situs resmi Prov. Jawa Tengah dan masing-masing Kabupaten.
UPDATE : PENGUMUMAN KELULUSAN CPNS JUGA DAPAT DILIHAT DI SITUS-SITUS DIBWAH INI.
Sebagai contoh, Situs resmi untuk :
Prov. Jateng = http://www.jatengprov.go.id/ ,
Kab. Temanggung = http://www.temanggungkab.go.id/,
Kab. Kendal =  http://www.kendalkab.go.id/,
Kab. Batang  =  http://www.batangkab.go.id/,
Kab. Pekalongan =  http://www.pekalongankab.go.id/web/,
Kab. Semarang  =  http://www.semarangkab.go.id/,
Kab. Jepara  =  http://www.jeparakab.go.id/,
Kab.  Brebes  =  http://www.brebeskab.go.id/,
Kab. Boyolali  =  http://www.boyolalikab.go.id/,
Kab. Wonosobo  =  http://wonosobokab.go.id/main2/,
Kab. Klaten  =  http://klatenkab-cpns2010.net/
Kabupaten Tegal  =  http://www.tegal.go.id/,
Kota Semarang  =  http://www.semarangkota.go.id/ ,
Kota Tegal  =   http://www.tegalkota.go.id/,
Kota Pekalongan  =  http://www.pekalongankota.go.id/,
Kota Magelang  =  http://www.magelangkota.go.id/,
Kota Surakarta  =  http://www.surakarta.go.id/
Kab. Pati  =  http://www1.patikab.go.id/,
Kab. Kudus  =  http://www.kuduskab.go.id/,
Kab. Rembang  =  http://www.rembangkab.go.id/,
Kab. Demak  =  http://www.demakkab.go.id/,
Kab. Banjarnegara  =   http://www.banjarnegarakab.go.id/v2/,  
Kab. Sragen  =  http://www.sragenkab.go.id/,  
Kab. Wonogiri  =  http://www.wonogirikab.go.id/home.php,  
Kab. Karanganyar  =   http://bkd.karanganyar.go.id/ ,
Kab. Banyumas  =  http://www.banyumaskab.go.id/home/index.php

Rabu, 10 November 2010

Isi pidato Obama di UI, 10-11-10 (versi terjemahan lengkap)

"Obama pidato di UI, Jakarta (teks lengkap), Nov 2010 10"

Thank you for this wonderful welcome. Terima kasih atas sambutan indah ini. Thank you to the people of Jakarta. Terima kasih kepada masyarakat Jakarta. And thank you to the people of Indonesia.I am so glad that I made it to Indonesia, and that Michelle was able to join me. Dan terima kasih kepada masyarakat Indonesia.I senang sekali bahwa saya berhasil ke Indonesia, dan bahwa Michelle mampu bergabung dengan saya. We had a couple of false starts this year, but I was determined to visit a country that has meant so much to me. Kami memiliki beberapa kekeliruan yg dimulai tahun ini, tapi saya bertekad untuk mengunjungi negara yang sangat berarti bagi saya. Unfortunately, it's a fairly quick visit, but I look forward to coming back a year from now, when Indonesia hosts the East Asia Summit. Sayangnya, ini adalah kunjungan yang cukup cepat, tapi saya berharap untuk datang kembali tahun dari sekarang, ketika Indonesia menjadi tuan rumah KTT Asia Timur.

Before I go any further, I want to say that our thoughts and prayers are with all of those Indonesians affected by the recent tsunami and volcanic eruptions – particularly those who have lost loved ones, and those who have been displaced. Sebelum saya pergi lebih jauh, saya ingin mengatakan bahwa pikiran kita dan doa-doa dengan semua orang Indonesia yang terkena dampak tsunami dan letusan gunung berapi baru-baru ini - terutama yang telah kehilangan orang yang dicintai, dan mereka yang telah mengungsi. As always, the United States stands with Indonesia in responding to this natural disaster, and we are pleased to be able to help as needed. Seperti biasa, Amerika Serikat berdiri dengan Indonesia dalam menanggapi bencana alam ini, dan kami senang dapat membantu jika diperlukan. As neighbors help neighbors and families take in the displaced, I know that the strength and resilience of the Indonesian people will pull you through once more. Sebagai tetangga membantu tetangga dan keluarga mengambil para pengungsi, saya tahu bahwa kekuatan dan ketahanan rakyat Indonesia akan menarik Anda melalui sekali lagi.

Let me begin with a simple statement: Indonesia is a part of me. Mari saya mulai dengan pernyataan sederhana: Indonesia adalah bagian dari diriku. I first came to this country when my mother married an Indonesian man named Lolo Soetoro. Saya pertama kali datang ke negara ini ketika ibu saya menikah dengan seorang pria Indonesia bernama Lolo Soetoro. As a young boy, I was coming to a different world. Sebagai seorang anak muda, saya datang ke dunia yang berbeda. But the people of Indonesia quickly made me feel at home. Tetapi rakyat Indonesia cepat membuat saya merasa di rumah.

Jakarta looked very different in those days. Jakarta dulu terlihat sangat berbeda pada hari-hari ini. The city was filled with buildings that were no more than a few stories tall. Kota ini penuh dengan bangunan yang tidak lebih dari beberapa tingkat yg tinggi. The Hotel Indonesia was one of the few high rises, and there was just one brand new shopping center called Sarinah. Betchaks outnumbered automobiles in those days, and the highway quickly gave way to unpaved roads and kampongs. Hotel Indonesia adalah salah satu dari beberapa bngunan tinggi, dan hanya ada satu merek pusat perbelanjaan baru yang disebut Sarinah. Becak kalah jumlah mobil di hari-hari, dan jalan raya dengan cepat memberi jalan untuk jalan beraspal dan kampung.

We moved to Menteng Dalam, where we lived in a small house with a mango tree out front. Kami pindah ke Menteng Dalam, di mana kami tinggal di sebuah rumah kecil dengan sebuah pohon mangga di depan. I learned to love Indonesia while flying kites, running along paddy fields, catching dragonflies, and buying satay and baso from the street vendors. Aku belajar untuk mencintai Indonesia sementara menerbangkn layang-layang, berjalan sepanjang sawah, menangkap capung, dan membeli sate dan baso dari PKL. Most of all, I remember the people – the old men and women who welcomed us with smiles; the children who made a foreigner feel like a neighbor; and the teachers who helped me learn about the wider world. Kebanyakan dari semua, aku ingat orang-orang - orang tua dan wanita yang menyambut kami dengan senyum, anak-anak yang membuat orang asing merasa seperti tetangga, dan guru yang membantu saya belajar tentang dunia yang lebih luas.

Because Indonesia is made up of thousands of islands, hundreds of languages, and people from scores of regions and ethnic groups, my times here helped me appreciate the common humanity of all people. Karena Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ratusan bahasa, dan orang-orang dari sejumlah daerah dan kelompok etnis, waktu saya di sini membantu saya menghargai kemanusiaan umum dari semua orang. And while my stepfather, like most Indonesians, was raised a Muslim, he firmly believed that all religions were worthy of respect. Dan sementara ayah tiri saya, seperti sebagian besar orang Indonesia, dibesarkan seorang Muslim, ia sangat yakin bahwa semua agama adalah layak dihormati. In this way, he reflected the spirit of religious tolerance that is enshrined in Indonesia's Constitution, and that remains one of this country's defining and inspiring characteristics. Dengan cara ini, ia mencerminkan semangat toleransi umat beragama yang diabadikan dalam konstitusi Indonesia, dan tetap menjadi salah satu mendefinisikan dan inspirasi negara karakteristik ini.

I stayed here for four years – a time that helped shape my childhood; a time that saw the birth of my wonderful sister, Maya; and a time that made such an impression on my mother that she kept returning to Indonesia over the next twenty years to live, work and travel – pursuing her passion of promoting opportunity in Indonesia's villages, particularly for women and girls. For her entire life, my mother held this place and its people close to her heart. Saya tinggal di sini selama empat tahun - waktu yang membantu membentuk masa kecil saya, ada waktu yang melihat kelahiran adik saya yang luar biasa, Maya, dan waktu yang membuat kesan seperti pada ibu saya bahwa dia terus kembali ke Indonesia selama dua puluh tahun ke depan untuk hidup, bekerja dan bepergian - nya gairah mempromosikan peluang di desa2 Indonesia khususnya bagi perempuan dan gadis. Untuk seumur hidupnya, ibuku diadakan tempat ini dan orang-orang yang dekat dengan hatinya.

So much has changed in the four decades since I boarded a plane to move back to Hawaii. Begitu banyak yang berubah dalam empat dasawarsa sejak saya naik pesawat untuk pindah kembali ke Hawaii. If you asked me – or any of my schoolmates who knew me back then – I don't think any of us could have anticipated that I would one day come back to Jakarta as President of the United States. Jika Anda meminta saya - atau dari sekolahku saya yang mengenal saya saat itu - Saya tidak berpikir salah satu dari kita bisa mengantisipasi bahwa suatu hari aku akan kembali ke Jakarta sebagai Presiden Amerika Serikat. And few could have anticipated the remarkable story of Indonesia over these last four decades. Dan beberapa bisa diantisipasi kisah yang luar biasa dari Indonesia selama 4 dekade terakhir ini.

The Jakarta that I once knew has grown to a teeming city of nearly ten million, with skyscrapers that dwarf the Hotel Indonesia, and thriving centers of culture and commerce. Jakarta bahwa saya pernah tahu telah berkembang menjadi sebuah kota yang penuh hampir sepuluh juta, dengan gedung pencakar langit yang kerdil Hotel Indonesia, dan berkembang pusat-pusat budaya dan perdagangan. While my Indonesian friends and I used to run in fields with water buffalo and goats, a new generation of Indonesians is among the most wired in the world – connected through cell phones and social networks. Sementara teman Indonesia saya dan saya digunakan untuk menjalankan dalam bidang dengan kerbau dan kambing, generasi baru Indonesia termasuk yang paling kabel di dunia - terhubung melalui telepon seluler dan jaringan sosial. And while Indonesia as a young nation focused inward, a growing Indonesia now plays a key role in the Asia Pacific and the global economy. Dan sementara Indonesia sebagai bangsa muda terfokus ke dalam, Indonesia yang berkembang saat ini memainkan peran kunci di Asia Pasifik dan ekonomi global.

This change extends to politics. When my step-father was a boy, he watched his own father and older brother leave home to fight and die in the struggle for Indonesian independence. I'm happy to be here on Heroes Day to honor the memory of so many Indonesians who have sacrificed on behalf of this great country. Perubahan ini meluas sampai ke politik. Ketika langkah saya-ayah masih kecil, ia melihat ayahnya sendiri dan kakak meninggalkan rumah untuk berjuang dan mati dalam perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Saya senang berada di sini pada Hari Pahlawan untuk menghormati memori Indonesia begitu banyak yang telah mengorbankan atas nama negara besar ini.

When I moved to Jakarta, it was 1967, a time that followed great suffering and conflict in parts of this country. Ketika saya pindah ke Jakarta, itu tahun 1967, waktu yang diikuti penderitaan besar dan konflik di bagian negara ini. Even though my step-father had served in the Army, the violence and killing during that time of political upheaval was largely unknown to me because it was unspoken by my Indonesian family and friends. Meskipun langkah saya-ayah pernah bertugas di Angkatan Darat, kekerasan dan pembunuhan selama waktu pergolakan politik sebagian besar tidak saya ketahui karena itu tak terucapkan oleh keluarga Indonesia dan teman-temanku. In my household, like so many others across Indonesia, it was an invisible presence. Dalam rumah tangga saya, seperti begitu banyak orang lain di seluruh Indonesia, itu adalah kehadiran tak terlihat. Indonesians had their independence, but fear was not far away. Indonesia memiliki kemerdekaannya, tapi rasa takut itu tidak jauh.

In the years since then, Indonesia has charted its own course through an extraordinary democratic transformation – from the rule of an iron fist to the rule of the people. Pada tahun-tahun sejak itu, Indonesia memiliki memetakan saja sendiri melalui transformasi demokratis yang luar biasa - dari aturan tangan besi aturan rakyat. In recent years, the world has watched with hope and admiration, as Indonesians embraced the peaceful transfer of power and the direct election of leaders. And just as your democracy is symbolized by your elected President and legislature, your democracy is sustained and fortified by its checks and balances: a dynamic civil society; political parties and unions; a vibrant media and engaged citizens who have ensured that – in Indonesia – there will be no turning back. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia telah menyaksikan dengan harapan dan kekaguman, sebagai warga Indonesia memeluk damai pengalihan kekuasaan dan pemilihan langsung pemimpin-pemimpin yang adil. Dan sebagai negara demokrasi Anda dilambangkan oleh Anda terpilih menjadi Presiden dan legislatif, demokrasi Anda ditopang dan diperkaya oleh anak checks and balances: sebuah masyarakat sipil yang dinamis, partai politik dan serikat; media yang dinamis dan warga bergerak yang telah memastikan bahwa - di Indonesia - tidak akan ada jalan untuk kembali.

But even as this land of my youth has changed in so many ways, those things that I learned to love about Indonesia – that spirit of tolerance that is written into your Constitution; symbolized in your mosques and churches and temples; and embodied in your people – still lives on. Tetapi bahkan karena ini tanah muda saya telah berubah dalam banyak cara demikian, hal-hal yang saya belajar untuk mencintai tentang Indonesia - bahwa semangat toleransi yang ditulis ke dalam Konstitusi; dilambangkan di masjid-masjid dan gereja dan kuil, dan diwujudkan pada orang Anda - masih hidup. Bhinneka Tunggal Ika – unity in diversity. Bhinneka Tunggal Ika - kesatuan dalam keragaman. This is the foundation of Indonesia's example to the world, and this is why Indonesia will play such an important role in the 21st century. Ini adalah dasar dari ini adalah contoh Indonesia untuk dunia, dan ini adalah mengapa Indonesia akan memainkan peran penting dalam abad ke-21.

So today, I return to Indonesia as a friend, but also as a President who seeks a deep and enduring partnership between our two countries. Jadi hari ini, saya kembali ke Indonesia sebagai teman, tetapi juga sebagai seorang Presiden yang mencari dan bertahan kemitraan yang mendalam antara kedua negara kita. Because as vast and diverse countries; as neighbors on either side of the Pacific; and above all as democracies – the United States and Indonesia are bound together by shared interests and shared values. Karena sebagai luas dan beragam negara; sebagai tetangga di kedua sisi Pasifik, dan di atas semua sebagai demokrasi - Amerika Serikat dan Indonesia terikat bersama oleh kepentingan bersama dan nilai-nilai bersama.

Yesterday, President Yudhoyono and I announced a new, Comprehensive Partnership between the United States and Indonesia. Kemarin, Presiden Yudhoyono dan saya mengumumkan, baru Komprehensif Kemitraan antara Amerika Serikat dan Indonesia. We are increasing ties between our governments in many different areas, and – just as importantly – we are increasing ties among our people. Kami meningkatkan hubungan antara pemerintah kita di berbagai daerah, dan - sama pentingnya - kita akan meningkatkan hubungan antara orang-orang kami. This is a partnership of equals, grounded in mutual interests and mutual respect. Ini adalah kemitraan yang setara, didasarkan pada kepentingan bersama dan saling menghormati.

With the rest of my time today, I'd like to talk about why the story I just told – the story of Indonesia since the days when I lived here – is so important to the United States, and to the world. Dengan sisa waktu hari ini saya, saya ingin berbicara tentang mengapa kisah saya hanya mengatakan - kisah Indonesia sejak hari-hari ketika saya tinggal di sini - sangat penting bagi Amerika Serikat, dan dunia. I will focus on three areas that are closely related, and fundamental to human progress – development, democracy, and religion. Saya akan fokus pada tiga daerah yang terkait erat, dan fundamental untuk kemajuan manusia - pembangunan, demokrasi, dan agama.

First, the friendship between the United States and Indonesia can advance our mutual interest in development. Pertama, persahabatan antara Amerika Serikat dan Indonesia dapat memajukan kepentingan bersama kami dalam pembangunan.

When I moved to Indonesia, it would have been hard to imagine a future in which the prosperity of families in Chicago and Jakarta would be connected. Ketika saya pindah ke Indonesia, itu akan sulit membayangkan masa depan di mana kesejahteraan keluarga di Chicago dan Jakarta akan dihubungkan. But our economies are now global, and Indonesians have experienced both the promise and perils of globalization: from the shock of the Asian financial crisis in the 1990s to the millions lifted out of poverty. Tapi ekonomi kita sekarang global, dan Indonesia telah mengalami baik janji dan bahaya globalisasi: dari shock krisis keuangan Asia pada 1990-an untuk mengangkat jutaan keluar dari kemiskinan. What that means – and what we learned in the recent economic crisis – is that we have a stake in each other's success. Apa artinya - dan apa yang kita pelajari dalam krisis ekonomi baru-baru ini - adalah bahwa kita memiliki kepentingan dalam kesuksesan lain masing-masing.

America has a stake in an Indonesia that is growing, with prosperity that is broadly shared among the Indonesian people – because a rising middle class here means new markets for our goods, just as America is a market for yours. Amerika memiliki saham di Indonesia yang sedang berkembang, dengan kemakmuran yang secara luas dibagi di antara rakyat Indonesia - karena kelas menengah meningkat di sini berarti pasar baru untuk barang-barang kami, seperti halnya Amerika adalah pasar untuk Anda. And so we are investing more in Indonesia, our exports have grown by nearly 50 percent, and we are opening doors for Americans and Indonesians to do business with one another. Dan jadi kami berinvestasi lebih di Indonesia, ekspor kita tumbuh hampir 50 persen, dan kami membuka pintu bagi Amerika dan Indonesia untuk melakukan bisnis dengan satu sama lain.

America has a stake in an Indonesia that plays its rightful role in shaping the global economy. Amerika memiliki saham di Indonesia yang memainkan peran yang sah dalam membentuk ekonomi global. Gone are the days when seven or eight countries could come together to determine the direction of global markets. Lewatlah sudah hari-hari ketika tujuh atau delapan negara bisa datang bersama-sama untuk menentukan arah pasar global. That is why the G-20 is now the center of international economic cooperation, so that emerging economies like Indonesia have a greater voice and bear greater responsibility. Itulah sebabnya G-20 sekarang menjadi pusat kerjasama ekonomi internasional, sehingga negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki suara lebih besar dan menanggung tanggung jawab yang lebih besar. And through its leadership of the G-20's anti-corruption group, Indonesia should lead on the world stage and by example in embracing transparency and accountability. Dan melalui kepemimpinan atas's anti-korupsi kelompok G-20, Indonesia harus memimpin di panggung dunia dan dengan contoh dalam merangkul transparansi dan akuntabilitas.

America has a stake in an Indonesia that pursues sustainable development, because the way we grow will determine the quality of our lives and the health of our planet. Amerika memiliki saham di Indonesia yang mengejar pembangunan berkelanjutan, karena cara kita tumbuh akan menentukan kualitas hidup kita dan kesehatan planet kita. That is why we are developing clean energy technologies that can power industry and preserve Indonesia's precious natural resources – and America welcomes your country's strong leadership in the global effort to combat climate change. Itulah sebabnya kami mengembangkan teknologi energi bersih yang dapat kekuatan industri dan melestarikan alam, sumber daya berharga Indonesia - dan Amerika menyambut kuat kepemimpinan negara Anda dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim.

Above all, America has a stake in the success of the Indonesian people. Di atas segalanya, Amerika memiliki saham dalam keberhasilan masyarakat Indonesia. Underneath the headlines of the day, we must build bridges between our peoples, because our future security and prosperity is shared. Di bawah berita utama hari itu, kita harus membangun jembatan antara masyarakat kita, karena keamanan masa depan kita dan kemakmuran bersama. That is exactly what we are doing – by increased collaboration among our scientists and researchers, and by working together to foster entrepreneurship. Itulah apa yang kita lakukan - dengan peningkatan kerjasama antara para ilmuwan dan peneliti, dan dengan bekerja sama untuk mengembangkan kewirausahaan. And I am especially pleased that we have committed to double the number of American and Indonesian students studying in our respective countries – we want more Indonesian students in our schools, and more American students to come study in this country, so that we can forge new ties that last well into this young century. Dan saya sangat senang bahwa kami telah berkomitmen untuk menggandakan jumlah siswa Amerika dan Indonesia yang belajar di negara masing-masing kita - kita ingin bahasa Indonesia lebih banyak siswa di sekolah-sekolah kita, dan siswa Amerika lebih untuk datang belajar di negeri ini, sehingga kita bisa membina baru ikatan yang terakhir baik ke abad ini muda.

These are the issues that really matter in our daily lives. Ini adalah isu-isu yang benar-benar penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Development, after all, is not simply about growth rates and numbers on a balance sheet. Pengembangan, setelah semua, bukan hanya tentang tingkat pertumbuhan dan angka pada neraca. It's about whether a child can learn the skills they need to make it in a changing world. It's about whether a good idea is allowed to grow into a business, and not be suffocated by corruption. Ini tentang apakah seorang anak bisa belajar keterampilan yang mereka butuhkan untuk membuatnya dalam dunia yang terus berubah. Ini tentang apakah ide yang bagus diperbolehkan untuk tumbuh menjadi bisnis, dan tidak dicekik oleh korupsi. It's about whether those forces that have transformed the Jakarta that I once knew -technology and trade and the flow of people and goods – translate into a better life for human beings, a life marked by dignity and opportunity. Ini tentang apakah kekuatan-kekuatan yang telah mengubah Jakarta bahwa saya pernah tahu-teknologi dan perdagangan dan aliran orang dan barang - diterjemahkan ke dalam kehidupan yang lebih baik bagi manusia, kehidupan yang ditandai oleh martabat dan kesempatan.

This kind of development is inseparable from the role of democracy. Pembangunan semacam ini tidak terlepas dari peran demokrasi.

Today, we sometimes hear that democracy stands in the way of economic progress. Hari ini, kita kadang-kadang mendengar bahwa demokrasi berdiri di jalan kemajuan ekonomi. This is not a new argument. Ini bukan sebuah argumen baru. Particularly in times of change and economic uncertainty, some will say that it is easier to take a shortcut to development by trading away the rights of human beings for the power of the state. But that is not what I saw on my trip to India, and that is not what I see in Indonesia. Khususnya dalam masa perubahan dan ketidakpastian ekonomi, beberapa orang akan berkata bahwa lebih mudah untuk mengambil jalan pintas untuk pembangunan dengan perdagangan jauh hak-hak manusia untuk kekuasaan negara India. Tapi bukan itu apa yang saya lihat saya di perjalanan ke, dan itu tidak apa yang saya lihat di Indonesia. Your achievements demonstrate that democracy and development reinforce one another. prestasi Anda menunjukkan bahwa demokrasi dan pembangunan memperkuat satu sama lain.

Like any democracy, you have known setbacks along the way. Seperti demokrasi apapun, Anda telah mengetahui kemunduran di sepanjang jalan. America is no different. Amerika tidak berbeda. Our own Constitution spoke of the effort to forge a “more perfect union,” and that is a journey we have travelled ever since, enduring Civil War and struggles to extend rights to all of our citizens. Konstitusi kita sendiri berbicara tentang upaya untuk menempa sebuah "serikat yang sempurna lagi," dan itu adalah sebuah perjalanan yang kita tempuh sejak, abadi Perang Saudara dan perjuangan untuk memperluas hak semua warga negara kita. But it is precisely this effort that has allowed us to become stronger and more prosperous, while also becoming a more just and free society. Tapi justru upaya yang telah memungkinkan kita untuk menjadi lebih kuat dan lebih sejahtera, sementara juga menjadi masyarakat yang adil dan bebas lebih.

Like other countries that emerged from colonial rule in the last century, Indonesia struggled and sacrificed for the right to determine your destiny. Seperti negara-negara lain yang muncul dari penjajahan pada abad lalu, Indonesia berjuang dan berkorban untuk hak untuk menentukan nasib Anda. That is what Heroes Day is all about – an Indonesia that belongs to Indonesians. Itulah Hari Pahlawan adalah semua tentang - sebuah Indonesia yang dimiliki Indonesia. But you also ultimately decided that freedom cannot mean replacing the strong hand of a colonizer with a strongman of your own. Tapi Anda juga akhirnya memutuskan bahwa kebebasan tidak bisa berarti mengganti tangan yang kuat dari penjajah yang dengan kuat Anda sendiri.

Of course, democracy is messy. Not everyone likes the results of every election. Tentu saja, demokrasi berantakan. Tidak semua orang menyukai hasil setiap pemilu. You go through ups and downs. Anda pergi melalui pasang surut. But the journey is worthwhile, and it goes beyond casting a ballot. Namun perjalanan yang berharga, dan melampaui casting surat suara. It takes strong institutions to check the concentration of power. Dibutuhkan lembaga-lembaga yang kuat untuk memeriksa konsentrasi kekuasaan. It takes open markets that allow individuals to thrive. Dibutuhkan pasar terbuka yang memungkinkan individu untuk berkembang. It takes a free press and an independent justice system to root out abuse and excess, and to insist upon accountability. Dibutuhkan pers bebas dan sistem peradilan yang independen untuk membasmi penyalahgunaan dan kelebihan, dan untuk menuntut akuntabilitas. It takes open society and active citizens to reject inequality and injustice. Dibutuhkan masyarakat yang terbuka dan warga yang aktif untuk menolak ketimpangan dan ketidakadilan.

These are the forces that will propel Indonesia forward. Ini adalah kekuatan yang akan mendorong maju Indonesia. And it will require a refusal to tolerate the corruption that stands in the way of opportunity; a commitment to transparency that gives every Indonesian a stake in their government; and a belief that the freedom that Indonesians have fought for is what holds this great nation together. Dan itu akan membutuhkan penolakan untuk mentolerir korupsi yang berdiri di jalan kesempatan, sebuah komitmen terhadap transparansi yang memberikan setiap saham sebuah bahasa Indonesia dalam pemerintahan mereka, dan keyakinan bahwa kebebasan yang telah berjuang untuk Indonesia adalah apa yang memegang bangsa yang besar ini bersama-sama .

That is the message of the Indonesians who have advanced this democratic story – from those who fought in the Battle of Surabaya 55 years ago today; to the students who marched peacefully for democracy in the 1990s, to leaders who have embraced the peaceful transition of power in this young century. Itu adalah pesan dari orang Indonesia yang sudah mahir cerita ini demokratis - dari orang-orang yang berperang dalam Pertempuran Surabaya 55 tahun yang lalu hari ini, untuk siswa yang berbaris damai untuk demokrasi pada 1990-an, untuk para pemimpin yang telah memeluk transisi kekuasaan damai di abad muda. Because ultimately, it will be the rights of citizens that will stitch together this remarkable Nusantara that stretches from Sabang to Merauke – an insistence that every child born in this country should be treated equally, whether they come from Java or Aceh; Bali or Papua. Karena pada akhirnya, itu akan menjadi hak-hak warga negara yang akan menjahit bersama ini Nusantara yang luar biasa yang membentang dari Sabang sampai Merauke - penekanan bahwa setiap anak yang lahir di negeri ini harus diperlakukan sama, apakah mereka berasal dari Jawa atau Aceh, Bali atau Papua.

That effort extends to the example that Indonesia sets abroad. Upaya tersebut meluas ke contoh bahwa Indonesia set luar negeri. Indonesia took the initiative to establish the Bali Democracy Forum, an open forum for countries to share their experiences and best practices in fostering democracy. Indonesia mengambil inisiatif untuk mendirikan Forum Demokrasi Bali, sebuah forum terbuka bagi negara-negara untuk berbagi pengalaman dan praktek-praktek terbaik dalam mengembangkan demokrasi. Indonesia has also been at the forefront of pushing for more attention to human rights within ASEAN. Indonesia juga berada di garis depan mendorong untuk lebih memperhatikan hak asasi manusia dalam ASEAN. The nations of Southeast Asia must have the right to determine their own destiny, and the United States will strongly support that right. Negara-negara Asia Tenggara harus memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri, dan Amerika Serikat akan sangat mendukung hak itu. But the people of Southeast Asia must have the right to determine their own destiny as well. Tetapi orang-orang Asia Tenggara harus memiliki hak untuk menentukan nasib mereka sendiri juga. That is why we condemned elections in Burma that were neither free nor fair. Itulah sebabnya kami dikutuk pemilihan di Burma yang tidak bebas dan adil. That is why we are supporting your vibrant civil society in working with counterparts across this region. Itulah sebabnya kami mendukung masyarakat sipil hidup Anda dalam bekerja dengan mitra di seluruh wilayah ini. Because there is no reason why respect for human rights should stop at the border of any country. Karena tidak ada alasan mengapa menghormati hak asasi manusia harus berhenti di perbatasan negara manapun.

Hand in hand, that is what development and democracy are about – the notion that certain values are universal. Tangan di tangan, itulah yang pembangunan dan demokrasi adalah tentang - gagasan bahwa nilai-nilai tertentu yang universal. Prosperity without freedom is just another form of poverty. Because there are aspirations that human beings share – the liberty of knowing that your leader is accountable to you, and that you won't be locked up for disagreeing with them; the opportunity to get an education and to work with dignity; the freedom to practice your faith without fear or restriction. Kemakmuran tanpa kebebasan hanya bentuk lain dari kemiskinan;. Karena ada aspirasi bahwa manusia makhluk berbagi - kebebasan Anda mengetahui bahwa pemimpin bertanggung jawab kepada Anda, dan yang akan Anda tidak dikurung untuk tidak setuju dengan mereka kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan untuk bekerja dengan bermartabat, kebebasan untuk mempraktekkan iman anda tanpa rasa takut atau pembatasan.

Religion is the final topic that I want to address today, and – like democracy and development – it is fundamental to the Indonesian story. Agama adalah topik terakhir yang ingin saya alamat hari ini, dan - seperti demokrasi dan pembangunan - itu adalah fundamental bagi kisah Indonesia.

Like the other Asian nations that I am visiting on this trip, Indonesia is steeped in spirituality – a place where people worship God in many different ways. Seperti negara-negara Asia lainnya bahwa saya mengunjungi dalam perjalanan ini, Indonesia kental dengan spiritualitas - tempat di mana orang menyembah Allah dalam berbagai cara. Along with this rich diversity, it is also home to the world's largest Muslim population – a truth that I came to know as a boy when I heard the call to prayer across Jakarta. Seiring dengan ini keragaman yang kaya, juga rumah bagi penduduk Muslim terbesar's dunia - suatu kebenaran bahwa Aku datang untuk tahu sebagai seorang anak ketika aku mendengar panggilan untuk doa di seluruh Jakarta.

Just as individuals are not defined solely by their faith, Indonesia is defined by more than its Muslim population. Sama seperti individu tidak didefinisikan semata-mata oleh iman mereka, Indonesia didefinisikan oleh lebih dari populasi Muslim. But we also know that relations between the United States and Muslim communities have frayed over many years. Tapi kita juga tahu bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan masyarakat Muslim telah terbakar selama bertahun-tahun. As President, I have made it a priority to begin to repair these relations. Sebagai Presiden, saya telah membuat prioritas untuk mulai memperbaiki hubungan ini. As a part of that effort, I went to Cairo last June, and called for a new beginning between the United States and Muslims around the world – one that creates a path for us to move beyond our differences. Sebagai bagian dari upaya itu, saya pergi ke Kairo Juni lalu, dan menyerukan untuk sebuah awal baru antara Amerika Serikat dan umat Islam di seluruh dunia - satu yang membuat jalan bagi kita untuk bergerak melampaui perbedaan-perbedaan kita.

I said then, and I will repeat now, that no single speech can eradicate years of mistrust. Aku berkata itu, dan aku akan mengulangi sekarang, bahwa tidak ada satu pidato bisa membasmi tahun ketidakpercayaan. But I believed then, and I believe today, that we have a choice. Tapi aku percaya itu, dan saya percaya hari ini, bahwa kita punya pilihan. We can choose to be defined by our differences, and give in to a future of suspicion and mistrust. Kita bisa memilih untuk didefinisikan oleh perbedaan kami, dan menyerah pada masa depan kecurigaan dan ketidakpercayaan. Or we can choose to do the hard work of forging common ground, and commit ourselves to the steady pursuit of progress. Atau kita dapat memilih untuk melakukan kerja keras menempa tanah umum, dan berkomitmen untuk terus mengejar kemajuan. And I can promise you – no matter what setbacks may come, the United States is committed to human progress. Dan saya bisa menjanjikan Anda - tidak peduli apa kemunduran mungkin datang, Amerika Serikat berkomitmen untuk kemajuan manusia. That is who we are. Itulah siapa kita. That is what we have done. Itulah yang telah kita lakukan. That is what we will do. Itulah yang akan kita lakukan.

We know well the issues that have caused tensions for many years – issues that I addressed in Cairo. In the 17 months that have passed we have made some progress, but much more work remains to be done. Kami mengetahui masalah yang telah menyebabkan ketegangan selama bertahun-tahun - masalah yang saya dibahas di Kairo dilakukan. Dalam 17 bulan yang telah berlalu kami memiliki beberapa kemajuan, jauh lebih tetapi pekerjaan yang masih harus.

Innocent civilians in America, Indonesia, and across the world are still targeted by violent extremists. I have made it clear that America is not, and never will be, at war with Islam. Innocent sipil di Amerika, Indonesia, dan di seluruh dunia masih ditargetkan oleh ekstrimis kekerasan,. saya telah menyatakan dengan jelas bahwa Amerika tidak dan tidak akan pernah berperang dengan Islam. Instead, all of us must defeat al Qaeda and its affiliates, who have no claim to be leaders of any religion – certainly not a great, world religion like Islam. Sebaliknya, kita semua harus mengalahkan al Qaeda dan afiliasinya, yang tidak mengklaim menjadi pemimpin agama apapun - tentu bukan, besar dunia seperti agama Islam. But those who want to build must not cede ground to terrorists who seek to destroy. Tetapi mereka yang ingin membangun tidak boleh menyerahkan tanah untuk teroris yang berusaha untuk menghancurkan. This is not a task for America alone. Ini bukan tugas untuk Amerika saja. Indeed, here in Indonesia, you have made progress in rooting out terrorists and combating violent extremism. Memang, di sini di Indonesia, anda telah membuat kemajuan dalam membasmi teroris dan memerangi ekstrimisme keras.

In Afghanistan, we continue to work with a coalition of nations to build the capacity of the Afghan government to secure its future. Di Afghanistan, kami terus bekerja dengan koalisi negara-negara untuk membangun kapasitas pemerintah Afghanistan untuk mengamankan masa depan. Our shared interest is in building peace in a war-torn land – a peace that provides no safe-haven for violent extremists, and that provides hope for the Afghan people. berbagi minat kami dalam membangun perdamaian di sebuah-robek tanah perang - damai yang tidak menyediakan surga-aman bagi ekstremis kekerasan, dan yang memberikan harapan bagi orang-orang Afghanistan.

Meanwhile, we have made progress on one of our core commitments – our effort to end the war in Iraq. 100,000 American troops have left Iraq. Sementara itu, kami telah membuat kemajuan pada salah satu komitmen utama kami - upaya kami untuk mengakhiri perang di Irak Irak. Amerika 100.000 pasukan telah meninggalkan. Iraqis have taken full responsibility for their security. Irak telah mengambil tanggung jawab penuh atas keamanan mereka. And we will continue to support Iraq as it forms an inclusive government and we bring all of our troops home. Dan kami akan terus mendukung Irak seperti yang membentuk pemerintahan inklusif dan kami membawa semua tentara kami.

In the Middle East, we have faced false starts and setbacks, but we have been persistent in our pursuit of peace. Di Timur Tengah, kita telah menghadapi mulai palsu dan kemunduran, tapi kami telah terus-menerus dalam mengejar kita damai. Israelis and Palestinians restarted direct talks, but enormous obstacles remain. Israel dan Palestina memulai kembali pembicaraan langsung, tetapi tetap hambatan besar. There should be no illusions that peace and security will come easy. Seharusnya tidak ada ilusi bahwa perdamaian dan keamanan akan datang dengan mudah. But let there be no doubt: we will spare no effort in working for the outcome that is just, and that is in the interest of all the parties involved: two states, Israel and Palestine, living side by side in peace and security. Tapi mari ada keraguan: kita akan mengampuni tidak ada upaya dalam bekerja untuk hasil yang adil, dan itu adalah demi kepentingan semua pihak yang terlibat: dua negara, Israel dan Palestina, hidup berdampingan dalam damai dan keamanan.

The stakes are high in resolving these issues, and the others I have spoken about today. Taruhannya tinggi dalam menyelesaikan masalah ini, dan yang lainnya saya telah berbicara tentang hari ini. For our world has grown smaller and while those forces that connect us have unleashed opportunity, they also empower those who seek to derail progress. Untuk dunia kita telah tumbuh lebih kecil dan sedangkan kekuatan yang menghubungkan kita telah melepaskan kesempatan, mereka juga memberdayakan orang-orang yang berusaha untuk menggelincirkan kemajuan. One bomb in a marketplace can obliterate the bustle of daily commerce. Satu bom di pasar bisa melenyapkan hiruk pikuk perdagangan harian. One whispered rumor can obscure the truth, and set off violence between communities that once lived in peace. Satu rumor berbisik dapat mengaburkan kebenaran, dan set off kekerasan antara masyarakat yang pernah tinggal dalam damai. In an age of rapid change and colliding cultures, what we share as human beings can be lost. Di zaman yang cepat dan perubahan budaya bertabrakan, apa yang kita miliki sebagai umat manusia bisa hilang.

But I believe that the history of both America and Indonesia gives us hope. Tapi saya percaya bahwa sejarah baik Amerika dan Indonesia memberi kita harapan. It's a story written into our national mottos. Ini adalah cerita yang ditulis ke dalam motto nasional kita. E pluribus unum – out of many, one. E Pluribus Unum - keluar banyak, satu. Bhinneka Tunggal Ika – unity in diversity. Bhinneka Tunggal Ika - kesatuan dalam keragaman. We are two nations, which have travelled different paths. Kami adalah dua bangsa, yang memiliki bepergian jalan yang berbeda. Yet our nations show that hundreds of millions who hold different beliefs can be united in freedom under one flag. Namun bangsa kita menunjukkan bahwa ratusan juta yang memiliki keyakinan berbeda dapat bersatu dalam kebebasan di bawah satu bendera. And we are now building on that shared humanity – through the young people who will study in each other's schools; through the entrepreneurs forging ties that can lead to prosperity; and through our embrace of fundamental democratic values and human aspirations.. Dan kita sekarang membangun bahwa kemanusiaan bersama - melalui orang-orang muda yang akan belajar di sekolah lain masing-masing, melalui pengusaha penempaan hubungan yang dapat menyebabkan kesejahteraan, dan melalui kami merangkul nilai-nilai demokrasi yang mendasar dan aspirasi manusia ..

Earlier today, I visited the Istiqlal mosque – a place of worship that was still under construction when I lived in Jakarta. Sebelumnya hari ini, saya mengunjungi masjid Istiqlal - tempat ibadah yang masih dalam pembangunan ketika saya tinggal di Jakarta. I admired its soaring minaret, imposing dome, and welcoming space. Aku mengagumi melonjak menara nya, mengesankan kubah, dan ramah ruang. But its name and history also speak to what makes Indonesia great. Tapi nama dan sejarah juga berbicara dengan apa yang membuat Indonesia hebat. Istiqlal means independence, and its construction was in part a testament to the nation's struggle for freedom. Istiqlal berarti kemerdekaan, dan konstruksi yang berada di bagian bukti bangsa perjuangan untuk kebebasan. Moreover, this house of worship for many thousands of Muslims was designed by a Christian architect. Selain itu, rumah ibadah bagi ribuan Muslim dirancang oleh arsitek Kristen.

Such is Indonesia's spirit. Such is the message of Indonesia's inclusive philosophy, Pancasila. Across an archipelago that contains some of God's most beautiful creations, islands rising above an ocean named for peace, people choose to worship God as they please. Tersebut's roh Indonesia.. Demikianlah pesan itu termasuk Indonesia filsafat, Pancasila Di negara kepulauan yang berisi beberapa yang paling indah ciptaan Tuhan, pulau naik di atas samudra bernama untuk perdamaian, orang memilih untuk menyembah Allah sesuka mereka. Islam flourishes, but so do other faiths. Islam berkembang, tetapi begitu juga agama lain. Development is strengthened by an emerging democracy. Pembangunan diperkuat oleh demokrasi muncul. Ancient traditions endure, even as a rising power is on the move. tradisi kuno bertahan, bahkan sebagai meningkatnya daya adalah bergerak.

That is not to say that Indonesia is without imperfections. Itu tidak berarti bahwa Indonesia adalah tanpa ketidaksempurnaan. No country is. Tidak ada negara. But here can be found the ability to bridge divides of race and region and religion – that ability to see yourself in all individuals. Tapi di sini dapat ditemukan kemampuan untuk menjembatani membagi ras dan wilayah dan agama - bahwa kemampuan untuk melihat diri Anda dalam semua individu. As a child of a different race coming from a distant country, I found this spirit in the greeting that I received upon moving here: Selamat Datang. Sebagai anak dari ras yang berbeda yang datang dari negeri yang jauh, aku menemukan semangat dalam sambutannya yang saya terima pada saat pindah ke sini: Selamat Datang. As a Christian visiting a mosque on this visit, I found it in the words of a leader who was asked about my visit and said, “Muslims are also allowed in churches. Sebagai seorang Kristen mengunjungi sebuah masjid pada kunjungan kali ini, saya menemukan itu dalam kata-kata seorang pemimpin yang bertanya tentang kunjungan saya dan berkata, "Muslim juga diperbolehkan dalam gereja. We are all God's followers.” Kita adalah pengikut Tuhan semua. "

That spark of the divine lies within each of us. Itu percikan ilahi terletak di dalam kita masing-masing. We cannot give in to doubt or cynicism or despair. The stories of Indonesia and America tell us that history is on the side of human progress; that unity is more powerful than division; and that the people of this world can live together in peace. Kita tidak bisa menyerah pada keraguan atau sinis atau putus asa;. Kisah Indonesia dan Amerika mengatakan kepada kita bahwa sejarah ada di sisi manusia kemajuan persatuan yang lebih kuat dari divisi, dan bahwa orang di dunia ini dapat hidup bersama dalam damai. May our two nations work together, with faith and determination, to share these truths with all mankind. Semoga kedua negara kita bekerja sama, dengan iman dan tekad, untuk berbagi kebenaran dengan seluruh umat manusia.

 

Isi pidato Obama di Universitas Indonesia, 10 Nop 2010

Berikut ini isi teks pidato Barrack Husein Obama di Universitas Indonesia, Jakarta pada 10 Nopember 2010 (lengkap)

"Obama speech at UI, Jakarta (full text), Nov 10th 2010"

Thank you for this wonderful welcome. Thank you to the people of Jakarta. And thank you to the people of Indonesia.I am so glad that I made it to Indonesia, and that Michelle was able to join me. We had a couple of false starts this year, but I was determined to visit a country that has meant so much to me. Unfortunately, it’s a fairly quick visit, but I look forward to coming back a year from now, when Indonesia hosts the East Asia Summit.

Before I go any further, I want to say that our thoughts and prayers are with all of those Indonesians affected by the recent tsunami and volcanic eruptions - particularly those who have lost loved ones, and those who have been displaced. As always, the United States stands with Indonesia in responding to this natural disaster, and we are pleased to be able to help as needed. As neighbors help neighbors and families take in the displaced, I know that the strength and resilience of the Indonesian people will pull you through once more.

Let me begin with a simple statement: Indonesia is a part of me. I first came to this country when my mother married an Indonesian man named Lolo Soetoro. As a young boy, I was coming to a different world. But the people of Indonesia quickly made me feel at home.

Jakarta looked very different in those days. The city was filled with buildings that were no more than a few stories tall. The Hotel Indonesia was one of the few high rises, and there was just one brand new shopping center called Sarinah. Betchaks outnumbered automobiles in those days, and the highway quickly gave way to unpaved roads and kampongs.

We moved to Menteng Dalam, where we lived in a small house with a mango tree out front. I learned to love Indonesia while flying kites, running along paddy fields, catching dragonflies, and buying satay and baso from the street vendors. Most of all, I remember the people - the old men and women who welcomed us with smiles; the children who made a foreigner feel like a neighbor; and the teachers who helped me learn about the wider world.

Because Indonesia is made up of thousands of islands, hundreds of languages, and people from scores of regions and ethnic groups, my times here helped me appreciate the common humanity of all people. And while my stepfather, like most Indonesians, was raised a Muslim, he firmly believed that all religions were worthy of respect. In this way, he reflected the spirit of religious tolerance that is enshrined in Indonesia’s Constitution, and that remains one of this country’s defining and inspiring characteristics.

I stayed here for four years - a time that helped shape my childhood; a time that saw the birth of my wonderful sister, Maya; and a time that made such an impression on my mother that she kept returning to Indonesia over the next twenty years to live, work and travel - pursuing her passion of promoting opportunity in Indonesia’s villages, particularly for women and girls. For her entire life, my mother held this place and its people close to her heart.

So much has changed in the four decades since I boarded a plane to move back to Hawaii. If you asked me - or any of my schoolmates who knew me back then - I don’t think any of us could have anticipated that I would one day come back to Jakarta as President of the United States. And few could have anticipated the remarkable story of Indonesia over these last four decades.

The Jakarta that I once knew has grown to a teeming city of nearly ten million, with skyscrapers that dwarf the Hotel Indonesia, and thriving centers of culture and commerce. While my Indonesian friends and I used to run in fields with water buffalo and goats, a new generation of Indonesians is among the most wired in the world - connected through cell phones and social networks. And while Indonesia as a young nation focused inward, a growing Indonesia now plays a key role in the Asia Pacific and the global economy.

This change extends to politics. When my step-father was a boy, he watched his own father and older brother leave home to fight and die in the struggle for Indonesian independence. I’m happy to be here on Heroes Day to honor the memory of so many Indonesians who have sacrificed on behalf of this great country.

When I moved to Jakarta, it was 1967, a time that followed great suffering and conflict in parts of this country. Even though my step-father had served in the Army, the violence and killing during that time of political upheaval was largely unknown to me because it was unspoken by my Indonesian family and friends. In my household, like so many others across Indonesia, it was an invisible presence. Indonesians had their independence, but fear was not far away.

In the years since then, Indonesia has charted its own course through an extraordinary democratic transformation - from the rule of an iron fist to the rule of the people. In recent years, the world has watched with hope and admiration, as Indonesians embraced the peaceful transfer of power and the direct election of leaders. And just as your democracy is symbolized by your elected President and legislature, your democracy is sustained and fortified by its checks and balances: a dynamic civil society; political parties and unions; a vibrant media and engaged citizens who have ensured that - in Indonesia - there will be no turning back.

But even as this land of my youth has changed in so many ways, those things that I learned to love about Indonesia - that spirit of tolerance that is written into your Constitution; symbolized in your mosques and churches and temples; and embodied in your people - still lives on. Bhinneka Tunggal Ika - unity in diversity. This is the foundation of Indonesia’s example to the world, and this is why Indonesia will play such an important role in the 21st century.

So today, I return to Indonesia as a friend, but also as a President who seeks a deep and enduring partnership between our two countries. Because as vast and diverse countries; as neighbors on either side of the Pacific; and above all as democracies - the United States and Indonesia are bound together by shared interests and shared values.

Yesterday, President Yudhoyono and I announced a new, Comprehensive Partnership between the United States and Indonesia. We are increasing ties between our governments in many different areas, and - just as importantly - we are increasing ties among our people. This is a partnership of equals, grounded in mutual interests and mutual respect.

With the rest of my time today, I’d like to talk about why the story I just told - the story of Indonesia since the days when I lived here - is so important to the United States, and to the world. I will focus on three areas that are closely related, and fundamental to human progress - development, democracy, and religion.

First, the friendship between the United States and Indonesia can advance our mutual interest in development.

When I moved to Indonesia, it would have been hard to imagine a future in which the prosperity of families in Chicago and Jakarta would be connected. But our economies are now global, and Indonesians have experienced both the promise and perils of globalization: from the shock of the Asian financial crisis in the 1990s to the millions lifted out of poverty. What that means - and what we learned in the recent economic crisis - is that we have a stake in each other’s success.

America has a stake in an Indonesia that is growing, with prosperity that is broadly shared among the Indonesian people - because a rising middle class here means new markets for our goods, just as America is a market for yours. And so we are investing more in Indonesia, our exports have grown by nearly 50 percent, and we are opening doors for Americans and Indonesians to do business with one another.

America has a stake in an Indonesia that plays its rightful role in shaping the global economy. Gone are the days when seven or eight countries could come together to determine the direction of global markets. That is why the G-20 is now the center of international economic cooperation, so that emerging economies like Indonesia have a greater voice and bear greater responsibility. And through its leadership of the G-20’s anti-corruption group, Indonesia should lead on the world stage and by example in embracing transparency and accountability.

America has a stake in an Indonesia that pursues sustainable development, because the way we grow will determine the quality of our lives and the health of our planet. That is why we are developing clean energy technologies that can power industry and preserve Indonesia’s precious natural resources - and America welcomes your country’s strong leadership in the global effort to combat climate change.

Above all, America has a stake in the success of the Indonesian people. Underneath the headlines of the day, we must build bridges between our peoples, because our future security and prosperity is shared. That is exactly what we are doing - by increased collaboration among our scientists and researchers, and by working together to foster entrepreneurship. And I am especially pleased that we have committed to double the number of American and Indonesian students studying in our respective countries - we want more Indonesian students in our schools, and more American students to come study in this country, so that we can forge new ties that last well into this young century.

These are the issues that really matter in our daily lives. Development, after all, is not simply about growth rates and numbers on a balance sheet. It’s about whether a child can learn the skills they need to make it in a changing world. It’s about whether a good idea is allowed to grow into a business, and not be suffocated by corruption. It’s about whether those forces that have transformed the Jakarta that I once knew -technology and trade and the flow of people and goods - translate into a better life for human beings, a life marked by dignity and opportunity.

This kind of development is inseparable from the role of democracy.

Today, we sometimes hear that democracy stands in the way of economic progress. This is not a new argument. Particularly in times of change and economic uncertainty, some will say that it is easier to take a shortcut to development by trading away the rights of human beings for the power of the state. But that is not what I saw on my trip to India, and that is not what I see in Indonesia. Your achievements demonstrate that democracy and development reinforce one another.

Like any democracy, you have known setbacks along the way. America is no different. Our own Constitution spoke of the effort to forge a “more perfect union,” and that is a journey we have travelled ever since, enduring Civil War and struggles to extend rights to all of our citizens. But it is precisely this effort that has allowed us to become stronger and more prosperous, while also becoming a more just and free society.

Like other countries that emerged from colonial rule in the last century, Indonesia struggled and sacrificed for the right to determine your destiny. That is what Heroes Day is all about - an Indonesia that belongs to Indonesians. But you also ultimately decided that freedom cannot mean replacing the strong hand of a colonizer with a strongman of your own.

Of course, democracy is messy. Not everyone likes the results of every election. You go through ups and downs. But the journey is worthwhile, and it goes beyond casting a ballot. It takes strong institutions to check the concentration of power. It takes open markets that allow individuals to thrive. It takes a free press and an independent justice system to root out abuse and excess, and to insist upon accountability. It takes open society and active citizens to reject inequality and injustice.

These are the forces that will propel Indonesia forward. And it will require a refusal to tolerate the corruption that stands in the way of opportunity; a commitment to transparency that gives every Indonesian a stake in their government; and a belief that the freedom that Indonesians have fought for is what holds this great nation together.

That is the message of the Indonesians who have advanced this democratic story - from those who fought in the Battle of Surabaya 55 years ago today; to the students who marched peacefully for democracy in the 1990s, to leaders who have embraced the peaceful transition of power in this young century. Because ultimately, it will be the rights of citizens that will stitch together this remarkable Nusantara that stretches from Sabang to Merauke - an insistence that every child born in this country should be treated equally, whether they come from Java or Aceh; Bali or Papua.

That effort extends to the example that Indonesia sets abroad. Indonesia took the initiative to establish the Bali Democracy Forum, an open forum for countries to share their experiences and best practices in fostering democracy. Indonesia has also been at the forefront of pushing for more attention to human rights within ASEAN. The nations of Southeast Asia must have the right to determine their own destiny, and the United States will strongly support that right. But the people of Southeast Asia must have the right to determine their own destiny as well. That is why we condemned elections in Burma that were neither free nor fair. That is why we are supporting your vibrant civil society in working with counterparts across this region. Because there is no reason why respect for human rights should stop at the border of any country.

Hand in hand, that is what development and democracy are about - the notion that certain values are universal. Prosperity without freedom is just another form of poverty. Because there are aspirations that human beings share - the liberty of knowing that your leader is accountable to you, and that you won’t be locked up for disagreeing with them; the opportunity to get an education and to work with dignity; the freedom to practice your faith without fear or restriction.

Religion is the final topic that I want to address today, and - like democracy and development - it is fundamental to the Indonesian story.

Like the other Asian nations that I am visiting on this trip, Indonesia is steeped in spirituality - a place where people worship God in many different ways. Along with this rich diversity, it is also home to the world’s largest Muslim population - a truth that I came to know as a boy when I heard the call to prayer across Jakarta.

Just as individuals are not defined solely by their faith, Indonesia is defined by more than its Muslim population. But we also know that relations between the United States and Muslim communities have frayed over many years. As President, I have made it a priority to begin to repair these relations. As a part of that effort, I went to Cairo last June, and called for a new beginning between the United States and Muslims around the world - one that creates a path for us to move beyond our differences.

I said then, and I will repeat now, that no single speech can eradicate years of mistrust. But I believed then, and I believe today, that we have a choice. We can choose to be defined by our differences, and give in to a future of suspicion and mistrust. Or we can choose to do the hard work of forging common ground, and commit ourselves to the steady pursuit of progress. And I can promise you - no matter what setbacks may come, the United States is committed to human progress. That is who we are. That is what we have done. That is what we will do.

We know well the issues that have caused tensions for many years - issues that I addressed in Cairo. In the 17 months that have passed we have made some progress, but much more work remains to be done.

Innocent civilians in America, Indonesia, and across the world are still targeted by violent extremists. I have made it clear that America is not, and never will be, at war with Islam. Instead, all of us must defeat al Qaeda and its affiliates, who have no claim to be leaders of any religion - certainly not a great, world religion like Islam. But those who want to build must not cede ground to terrorists who seek to destroy. This is not a task for America alone. Indeed, here in Indonesia, you have made progress in rooting out terrorists and combating violent extremism.

In Afghanistan, we continue to work with a coalition of nations to build the capacity of the Afghan government to secure its future. Our shared interest is in building peace in a war-torn land - a peace that provides no safe-haven for violent extremists, and that provides hope for the Afghan people.

Meanwhile, we have made progress on one of our core commitments - our effort to end the war in Iraq. 100,000 American troops have left Iraq. Iraqis have taken full responsibility for their security. And we will continue to support Iraq as it forms an inclusive government and we bring all of our troops home.

In the Middle East, we have faced false starts and setbacks, but we have been persistent in our pursuit of peace. Israelis and Palestinians restarted direct talks, but enormous obstacles remain. There should be no illusions that peace and security will come easy. But let there be no doubt: we will spare no effort in working for the outcome that is just, and that is in the interest of all the parties involved: two states, Israel and Palestine, living side by side in peace and security.

The stakes are high in resolving these issues, and the others I have spoken about today. For our world has grown smaller and while those forces that connect us have unleashed opportunity, they also empower those who seek to derail progress. One bomb in a marketplace can obliterate the bustle of daily commerce. One whispered rumor can obscure the truth, and set off violence between communities that once lived in peace. In an age of rapid change and colliding cultures, what we share as human beings can be lost.

But I believe that the history of both America and Indonesia gives us hope. It’s a story written into our national mottos. E pluribus unum - out of many, one. Bhinneka Tunggal Ika - unity in diversity. We are two nations, which have travelled different paths. Yet our nations show that hundreds of millions who hold different beliefs can be united in freedom under one flag. And we are now building on that shared humanity - through the young people who will study in each other’s schools; through the entrepreneurs forging ties that can lead to prosperity; and through our embrace of fundamental democratic values and human aspirations..

Earlier today, I visited the Istiqlal mosque - a place of worship that was still under construction when I lived in Jakarta. I admired its soaring minaret, imposing dome, and welcoming space. But its name and history also speak to what makes Indonesia great. Istiqlal means independence, and its construction was in part a testament to the nation’s struggle for freedom. Moreover, this house of worship for many thousands of Muslims was designed by a Christian architect.

Such is Indonesia’s spirit. Such is the message of Indonesia’s inclusive philosophy, Pancasila. Across an archipelago that contains some of God’s most beautiful creations, islands rising above an ocean named for peace, people choose to worship God as they please. Islam flourishes, but so do other faiths. Development is strengthened by an emerging democracy. Ancient traditions endure, even as a rising power is on the move.

That is not to say that Indonesia is without imperfections. No country is. But here can be found the ability to bridge divides of race and region and religion - that ability to see yourself in all individuals. As a child of a different race coming from a distant country, I found this spirit in the greeting that I received upon moving here: Selamat Datang. As a Christian visiting a mosque on this visit, I found it in the words of a leader who was asked about my visit and said, “Muslims are also allowed in churches. We are all God’s followers.”

That spark of the divine lies within each of us. We cannot give in to doubt or cynicism or despair. The stories of Indonesia and America tell us that history is on the side of human progress; that unity is more powerful than division; and that the people of this world can live together in peace. May our two nations work together, with faith and determination, to share these truths with all mankind.