Senin, 14 Maret 2011

Siklus hidup walang sangit

Walang sangit menghisap cairan pada buah padi
   Walang sangit (Leptocorisa oratorius ), (Hemiptera:Alydidae); syn. Leptocorisa acuta) adalah serangga yang menjadi hama penting pada tanaman budidaya, terutama padi. Hewan ini mudah dikenali dari bentuknya yang memanjang, berukuran sekitar 2cm, berwarna merah dan hitam. Walang sangit adalah anggota ordo Hemiptera.

Walang sangit menghisap cairan tanaman dari tangkai bunga (paniculae) sehingga menyebabkan tanaman kekurangan hara dan menguning (klorosis), dan perlahan-lahan melemah. Hama ini bukan saja dapat menurunkan
hasil tetapi juga menurunkan kualitas gabah seperti bintik-bintik coklat pada gabah akibat isapan cairan dari hama tersebut pada saat padi matang susu.
continue reading...

Nama hewan ini menunjukkan bentuk pertahanan dirinya, yaitu mengeluarkan aroma yang menyengat hidung (sehingga dinamakan "sangit").

SIKLUS HIDUP

Walang sangit bertelur pada permukaan daun bagian atas padi dan rumput-rumputan lainnya secara kelompok dalam satu sampai dua baris. Telur berwarna hitam, berbentuk segi enam dan pipih. Satu kelompok telur terdiri dari 1-21 butir, lama periode telur rata-rata 5,2 hari (Siwi et al., 1981).

Nimfa berukuran lebih kecil dari dewasa dan tidak bersayap. Lama periode nimfa rata-rata 17,1 hari. Pada umumnya nimfa berwarna hijau muda dan menjadi coklat kekuning-kuningan pada bagian abdomen dan sayap coklat saat dewasa. Walaupun demikian warna walang sangit ini lebih ditentukan oleh makanan pada periode nimfa. Bagian ventral abdomen walang sangit berwarna coklat kekuning-kuningan jika dipelihara pada padi, tetapi hijau keputihan bila dipelihara pada rumput-rumputan (Goot, 1949 dalam Suharto dan Siwi, 1991).

Serangga dewasa berbentuk ramping dan berwarna coklat, berukuran panjang
sekitar 14-17 mm dan lebar 3-4 mm dengan tungkai dan antenna yang panjang.
Perbandingan antara jantan dan betina adalah 1:1.

Setelah menjadi imago,  serangga ini baru dapat kawin setelah 4-6 hari, dengan masa pra peneluran 8,1 dan daur hidup walang sangit antara 32-43 hari. Lama periode bertelur rata-rata 57 hari (berkisan antara 6-108 hari, sedangkan serangga dapat hidup selama rata-rata 80 hari (antara 16-134 hari) (Siwi et al., 1981).

Gejala serangan dan Kerusakan
Kerusakan yang hebat disebabkan oleh imago yang menyerang tepat pada masa
berbunga, sedangkan nimpa terlihat merusak secara nyata setelah pada instar ketiga dan seterusnya (Kalshoven, 1981).
Menurut Willis (2001), tingkat serangan dan menurunnya hasil akibat serangga
dewasa lebih besar dibandingkan nimfa. Suharto dan Damardjati (1988) melaporkan bahwa 5 ekor walang sangit pada tiap 9 rumpun tanaman akan merugikan hasil sebesar 15%, sedangkan 10 ekor pada 9 rumpun tanaman akan mengurangi hasil sampai 25%.  Kerusakan yang tinggi biasanya terjadi pada tanaman di lahan yang sebelumnya banyak ditumbuhi rumput-rumputan serta pada tanaman yang berbunga paling akhir (Willis, 2001).

Sumber :  Syaiful Asikin dan M.Thamrin , Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) dan dari berbagai sumber

Artikel terkait :
1. Potensi temu ireng sebagai insektisida dan fungisida organik
2.
Tips gratis mengatasi peyakit karat puru pada sengon dan supaya sengon cepat besar
3.
Potensi umbi gadung sebagai insektisida organik
4.
Tips gratis membasmi rayap
5.
Tips gratis membasmi hama yuyu di sawah
6.
Potensi kulit jengkol sebagai insektisida dan pestisida organik
7.
Tips praktis mengatasi penyakit karat puru pada sengon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar