Kamis, 12 Mei 2011

Mengapa harga cengkeh tembus Rp. 100.000 lebih ?

Mayoritas pohon cengkeh di desa tlogopayung sudah mulai rusak satu persatu mulai dari ranting yang meranggas dan akhirnya mati sehingga produksi menurun drastis
 Pada bulan Mei 2011 ini harga cengkeh kering tembus hingga Rp. 100.000 lebih, bahkan di beberapa daerah mencapi Rp.130.000.  Sungguh luar biasa....!  Tetapi sayang hanya beberapa petani yang menikmati harga tinggi ini.  Lho, kok bisa ?  Ya. iyalah, habis penyebabnya musim hujan yang berkepanjangan menyebabkan pohon cengkeh sulit berbunga.  Penyebab lain, kalau di desa kami, desa tlogopayung banyak cengkeh yang mati meranggas, gejalanya mulai dari ranting yang kering hingga menjalar ke bagian pohon yang sehat dan kemudian akhirnya pohon mati.  Bahkan di dusun Watupayung, semua cengkeh sudah mati, mau ditanam lagi tidak ada yang bisa hidup.  Di beberapa desa tetangga juga mengalami hal yang sama.  Entah apa penyebabnya.  Dugaan saya sementara, mungkin salah satu penyebabnya kekurangan unsur hara dan pemeliharaan kurang intensif.  Meski perlu diteliti lebih lanjut.
Baca selengkapnya...


Mimpi buruk petani cengkeh Indonesia belum berakhir. Produksi cengkeh tahun ini diprediksi akan terus melorot. Sutarjo, Ketua Asosiasi Petani Cengkeh I ndonesia (APCI), menaksir produksi cengkeh tahun ini hanya menyentuh 10.000-15.000 ton. Jumlah ini turun dari produksi tahun 2010 yang sebanyak 60.000 ton.

Sutarjo bilang, produksi cengkeh memang sudah melorot sejak tahun kemarin. Produksi 2010 yang sebanyak 60.000 ton melorot dari produksi normal yang biasanya sebanyak 100.000 ton. Faktor anomali cuaca menjadi penyebab utamanya. “Tahun lalu hujan terus sepanjang tahun, produksi cengkeh di seluruh daerah turun drastis,” jelasnya kepada Kontan, Rabu (11/5).

Tahun ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebenarnya memprediksi cuaca akan lebih baik ketimbang tahun lalu. Namun, dari pantauan APCI, hingga awal Mei ini populasi bunga cengkeh di beberapa sentra produksi masih minim.

Bahkan, di beberapa daerah seperti Sulawesi, Jawa Timur dan Maluku hampir tidak ada cengkeh yang berbunga. “Normalnya, periode Mei ini seharusnya sudah mulai berbunga dan Juni nanti sudah mulai panen,” jelas Sutarjo.

Minimnya produksi cengkeh itu membuat harga cengkeh melonjak drastis. Saat ini harga cengkeh mencapai Rp 130.000 per kilogram (kg). Padahal dalam kondisi normal, harga cengkeh berkisar di level Rp 50.000-Rp 60.000/kg.

Kenaikan harga itu tidak berarti apa-apa bagi petani cengkeh. Pendapatan merek justru nihil, meski harga cengkeh melonjak drastis. “Barangnya tidak ada, petani tidak bisa menjual cengkeh,” kata Sutarjo.

Source: Kontan online


Tidak ada komentar:

Posting Komentar