Sabtu, 26 Maret 2011

Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (Seri 3)

Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel saya sebelumnya yaitu SERI 1 dan SERI 2.  Bahan yang potensial mengandung beragam mikroorganisme positif ini sebenarnya merupakan limbah yang seringkali dibuang percuma. Nah, kita bisa memanfaatkan limbah ini untuk kita biakkan bakteri/mikroba di dalamnya sebagai starter pembuatan kompos/pupuk organik bahkan juga meningkatkan kandungan mikroorganisme pengurai di dalam tanah.

Bahan yang potensial kali ini adalah rumen sapi.
CONTINUE READING ...Isi rumen merupakan salah satu limbah rumah potong hewan yang belum dimanfaatkan secara optimal bahkan ada yang dibuang begitu saja sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Limbah ini sebenarnya sangat potensial bila dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak karena isi rumen disamping merupakan bahan pakan yang belum tercerna juga terdapat organisme rumen yang merupakan sumber vitamin B.

Kandungan zat makanan yang terdapat pada isi rumen sapi meliputi: air (8,8%), protein kasar (9,63%), lemak (1,81%), serat kasar (24,60%), BETN (38,40%), Abu (16,76%), kalsium (1,22%) dan posfor (0,29%) dan pada domba meliputi: air (8,28%), protein kasar (14,41%), lemak (3,59%), serat kasar (24,38%), Abu (16,37%), kalsium (0,68%) dan posfor (1,08%) (Suhermiyati, 1984). Widodo (2002) menyatakan zat makanan yang terkandung dalam rumen meliputi protein sebesar 8,86%, lemak 2,60%, serat kasar 28,78%, fosfor 0,55%, abu 18,54% dan air 10,92%. Berdasarkan komposisi zat yang terkandung didalamnya maka isi rumen dalam batas tertentu tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bila dijadikan bahan pencampur ransum berbagai ternak.

Di dalam rumen ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya. Cairan rumen mengandung bakteri dan protozoa. Konsentrasi bakteri sekitar 10 pangkat 9 setiap cc isi rumen, sedangkan protozoa bervariasi sekitar 10 pangkat 5 - 10 pangkat 6 setiap cc isi rumen (Tillman, 1991). Beberapa jenis bakteri/mikroba yang terdapat dalam isi rumen adalah (a) bakteri/mikroba lipolitik, (b) bakteri/mikroba pembentuk asam, (c) bakteri/mikroba amilolitik, (d) bakteri/mikroba selulolitik, (e) bakteri/mikroba proteolitik (Sutrisno dkk, 1994)

Jumlah mikroba di dalam isi rumen sapi bervariasi meliputi : mikroba proteolitik 2,5 x 10 pangkat 9 sel/gram isi rumen, mikroba selulolitik 8,1 x 10 pangkat 4 sel/gram isi rumen, amilolitik 4,9 x 10 pangkat 9 sel/gram isi, mikroba pembentuk asam 5,6 x 10 pangkat 9 sel/gram isi, mikroba lipolitik 2,1 x 10 pangkat 10 sel/gram isi dan fungi lipolitik 1,7 x 10 pangkat 3 sel/gram isi (Sutrisno dkk, 1994). Mikroorganisme tersebut mencerna pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan proein untuk membentuk mikrobial dan vitamin B.
Berdasarkan hasil penelitian Sanjaya (1995), penggunaan isi rumen sapi sampai 12% mampu meningkatkan pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan ayam pedaging dan mampu menekan konversi pakan ayam pedaging.
Cara Kerja mikroba Rumen Sapi

- Menekan pertumbuhan patogen tanah

- Mempercepat fermentasi pupuk, sampah organik dan urine

- Meningkatkan senyawa organik dalam tanah

- Meningkatkan nitrogen

- Meningkatkan aktifitas mikroorganisme di dalam tanah

- Menekan kebutuhan pupuk dan pestisida kimia

Keunggulan mikroba Rumen Sapi

- Dapat dibuat sendiri

- Bahan tersedia dan mudah didapatkan

- Peralatan cukup sederhana

- Sangat berguna bagi petani

Sumber : Dinas Peternakan Jawa Tengah

Cara pembuatan/pembiakkan mikroba rumen sapi bisa dilihat DISINI.


Artikel terkait :
1.  Bahan-yang-berpotensi-sebagai-starter kompos (Seri 4)
2. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 3)
3. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 2) 
4. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 1) 
5. Membuat starter kompos/pupuk sendiri (pengenalan)
6.
Tips gratis membuat EM (2) 
7. Tips gratis membuat pestisida organik (4) 
8. Tips gratis membuat bokashi/pupuk organik sendiri 
9. Tips membuat/membiakkan EM /mikroorganisme lokal (1) 
10. Potensi temu hitam sebagai insektisida dan fungisida organik 
11. Analisa kandungan urine hasil fermentasi 
12. Analisa biaya sederhana pembuatan pupuk organik cair 
13. Tips gratis membuat insektisida organik (resep 2) 
14. Potensi umbi gadung sebagai insektisida organik 
15. Tips gratis membuat pupuk organik cair sederhana 
16. Tips gratis membasmi hama yuyu/kepiting sawah 
17. Potensi kulit jengkol sebagai insektisida organik 
18. Tips membuat fungisida organik sendiri 
19. Tips membuat herbisida/racun rumput sendiri 
20. Tips gratis membuat pestisida organik sendiri (resep 1)


PENTING UNTUK SOBAT SEMUA :
Jika link-link diatas tidak bisa berfungsi dengan baik, silahkan anda cari di DAFTAR ISI blog ini dengan judul artikel yang sama. Insya ALLAH tak ada masalah. Selamat membaca, dan jangan lupa tinggalkan komentar atau saran ya...terimakasih banyak.

3 komentar:

  1. rumen sapi sisa daging kulit lemak kotoranyang belum tercerna pada perut hewan setelah dipotong/dibunuh/disembelih

    BalasHapus