Tempe, makanan sederhana tetapi multi manfaat |
continue reading...
Tulisan ini sekedar berbagi sedikit mengenai beberapa bahan organik yang mengandung mikroba positif, tentulah yang saya fokuskan adalah yang bermanfaat untuk starter pupuk kompos atau pupuk organik cair bagi tanaman. Saya memang suka coba-coba, trial dan error hingga konsultasi dengan PPL di desa saya dengan tujuan supaya mendapat resep yang menurut saya pas, tentu disesuaikan dengan lingkungan kami dan sumberdaya yang ada. Prinsipnya, saya ingin agar kelompok tani kami bisa mandiri.
TEMPE
Bahan makanan satu ini tentulah sudah tak asing lagi bagi kita. Sudah ribuan tahun yang lalu nenek moyang kita telah mencreatenya. Tahukah anda, bahwa masyarakat Jepang sudah sejak lama memanfaatkan tempe untuk membuat kompos ? Sekarang mereka mulai memperkenalkan teknik pengomposan jerami padi dengan ragi tempe. Tempe adalah teknologi fermentasi produk karbohidrat seperti kedelai, bungkil dan lain-lain dengan bantuan kapang (jamur) Aspergillus aryzae, Rhizopus oryzae dan Rhizopus olygosporus. Teknologi ini sudah dikuasai oleh nenek moyang kita sejak ribuan tahun silam. Teknologi inilah yang sekarang dikembangkan untuk industri kompos di Jepang. Kompos dari bahan jerami yang dibusukkan oleh kapang ini akan jauh lebih sehat bagi kesuburan tanah. Selain itu, kapangnya sendiri merupakan nutrisi dengan asam amino esensial yang akan sangat menyehatkan tanaman. (Forum Kerjasama Agribisnis, 2008).
Mikroba yang sering dijumpai pada tempe adalah kapang jenis Rhizopus oligosporus, atau kapang dari jenis R. oryzae, dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella.
Selain bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam proses fermentasi tempe diantaranya adalah: Bacillus sp., Lactobacillus sp., Pediococcus sp., Streptococcus sp., dan beberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri Bacillus sp pada tempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.
Pada tempe yang berbeda asalnya sering dijumpai adanya kapang yang berbeda pula (Dwidjoseputro dan Wolf, 1970). Jenis kapang yang terdapat pada tempe Malang adalah R. oryzae., R. oligosporus., R. arrhizus dan Mucor rouxii. Kapang tempe dari daerah Surakarta adalah R. oryzaei dan R. stolonifer sedangkan pada tempe Jakarta dapat dijumpai adanya kapang Mucor javanicus., Trichosporon pullulans., A. niger dan Fusarium sp.
Selama proses fermentasi bahan organik (dekomposisi) , akan dihasilkan banyak sekali asam-asam amino esensial, vitamin dan mineral-mineral lain, glukosa dll. Proses selama fermentasi tentulah sangat kompleks, zat-zat tsb selain sebagian dimanfaatkan kembali oleh mikroorganisme dalam pertumbuhannya, yang penting juga adalah hasil fermentasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi untuk kesehatan dan pertumbuhan. Itulah sebabnya pemanfaatan ragi tempe sebagai starter pupuk kompos cukup baik. Selain mikroorganisme positif yang ada pada tempe cukup banyak, fermentasi menghasilkan mineral yang berguna untuk tanaman, dan waktu pengomposan bisa dipersingkat hanya sekitar satu bulan.
Sedangkan bahan organik yang bisa dikomposkan sangat beragam, tergantung kesediaan di lingkungan kita. Anda bisa menggunakan jerami padi/jagung, sampah sayuran, daun-daunan, batang pisang, kulit buah kopi, sekam padi, serbuk gergaji dll, dst, dsb. Caranya mirip dengan kita membuat kompos biasa. Insya ALLAH saya posting di seri selanjutnya ya...TERTARIK ??? Silakan mencoba. Semoga bermanfaat.
Artikel terkait :
1. Bahan-yang-berpotensi-sebagai-starter kompos (Seri 4)
2. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 3)
3. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 2)
4. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 1)
5. Membuat starter kompos/pupuk sendiri (pengenalan)
6. Tips gratis membuat EM (2)
7. Tips gratis membuat pestisida organik (4)
8. Tips gratis membuat bokashi/pupuk organik sendiri
9. Tips membuat/membiakkan EM /mikroorganisme lokal (1)
10. Potensi temu hitam sebagai insektisida dan fungisida organik
11. Analisa kandungan urine hasil fermentasi
12. Analisa biaya sederhana pembuatan pupuk organik cair
13. Tips gratis membuat insektisida organik (resep 2)
14. Potensi umbi gadung sebagai insektisida organik
15. Tips gratis membuat pupuk organik cair sederhana
16. Tips gratis membasmi hama yuyu/kepiting sawah
17. Potensi kulit jengkol sebagai insektisida organik
18. Tips membuat fungisida organik sendiri
19. Tips membuat herbisida/racun rumput sendiri
20. Tips gratis membuat pestisida organik sendiri (resep 1)
ternyata tempe bisa jg jadi starter komposer ya, Baru tau saya. Makasih ilmunya pak jadi nambah pengetahuan nih LANJUTKAN
BalasHapushttp://hijab1.wordpress.com/2011/03/17/nasihat-buat-wanita-muslimah-yang-berhias-seronok/
BalasHapusmf pak saya mau tanya yg di pakai starter pengkomposan tempenya/Raginya,, dan jika waktu pengkomposan di campur dgn EM4 akn lbh bgus/akn ada efek yg merugikan. Terima kasih
BalasHapustempenya pak kan mengandung Rhizopus. dikeringkan untuk disimpan lama juga bisa. trus ditaburkan di sampahsampah . kmd difermentasi.bagi yg sdh pernah melakukan, nanti akan kelihatan miselia-miselia putih khas ragi tempe. proses pengomposan dicampur EM4 bagus pak...proses bisa dipercepat
BalasHapusNyimak doank Www.Bungamawarpink.Wordpress.Com
BalasHapusTerima kasih telah berbagi ilmu dan pengalamannya pak,kalau anggota dpr ri spt bapak ini...makmurlah indonesia ini,kiranya allah swa,me-rhido-i bpk dan keluarga dan kolega bapak,amin.
BalasHapus