Selasa, 19 Oktober 2010

Potensi temu hitam/temu ireng sebagai fungisida, insektisida, dan pestisida organik

Rimpang temu ireng
Di desa kami Desa tlogopayung, Plantungan, Kendal, tanaman temu hitam/temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) banyak sekali dijumpai di kebun-kebun dan lahan dan tumbuh secara liar.  Tanaman yang segenus dengan kunyit/kunir maupun temu mangga ini masih belum sepopuler saudara segenus tsb.  Pemanfaatannya belum begitu merebak, termasuk penelitian yang dilakukan terhadap efektivitas temu hitam dalam menekan/menghambat pertumbuhan mikroorganisme, misalnya.

Pada artikel saya terdahulu mengenai  tips gratis membuat fungisida organik sendiri salah satu bahannya adalah temu ireng alias temu hitam. Bagaimanakh potensinya dalam menekan mikroorganisme patogen ?   Walau tulisan ini jauh dari memadai, tapi setidaknya sedikit bisa menguak potensi tersebut.

Sebenarnya sudah cukup banyak diketahui khasiat temu hitam yang seringkali digunakan masyarakat sebagai obat tradional misalnya untuk mengatasi berbagai macam penyakit, antara lain menambah nafsu makan, membersihkan darah setelah melahirkan/haid, maupun membunuh cacing (anthelmintik).

Kandungan bahan kimia yang ada pada temu hitam yang berpotensi anti cacing tersebut yaitu minyak atsiri , berarti temu hitam berpotensi sebagai pestisida organik ya.... Kandungan aktif temu hitam antara lain adalah senyawa kimia yang disebut sebagai curcuminoid.  Dalam penelitian, curcuminoid ditemukan mempunyai sifat antioksidan dan antiradang. Pada awal 1990-an, para peneliti juga menemukan bawah curcumin bertindak anti-HIV dalam tabung percobaan.  Walau hal ini masih terus diujicoba secara lanjut.

Temu hitam juga berpotensi sebagai anti bakteri (zat kurkuminoid dan turunannya).  Nah, oleh karena itulah potensi temu hitam sebagai fungisida/bakterisida organik menurut saya cukup baik.  Menurut peneliti dari UGM, rimpang temu hitam/temu ireng mengandung minyak atsiri, tanin, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakron, a,B, g-elemene, linderazulene, kurkumin, demethyoxykurkumin dan bisdemethyoxykurkumin.

Berikut ini kutipan yang menguatkan pernyataan diatas :

Berdasarkan penelitian daya membunuh cacing (anthelmintik) rimpang temu hitam pada cacing askaris babi secara in vitro, ternyata daya anthelmintik minyak asirinya paling kuat dibandingkan dengan perasan ataupun infus temu hitam (Taroeno, Kun Sumardiyah S., dan Sugiyanto, Bagian Biologi Farmasi, FF UGM). Telah dilakukan penelitian daya antelmintik rebusan rimpang temu hitam terhadap Ascaridia galli in vitro. Ternyata, rebusan irisan temu hitam dapat mematikan cacing dalam waktu 7–17 jam, sediaan rebusan parutan dalam waktu 11–20 jam, dan sediaan serbuk dalam waktu 11–25 jam. Kandungan minyak asiri terbesar pada sediaan irisan (Endah Eny Riayati, Fakultas Farmasi UGM, 1989. Pembimbing: Drs. Sudarto, Apt. dan Dra. Sri Sumarni, SU). Kadar minyak asiri maksimum terdapat pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan batang/ daun. Kadar minyak asiri yang tumbuh di Hortus Medicus Tawangmangu selama tumbuh berkisar 0,25%-0,50% (A. Indrawati, Supardi, Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, 1979).

Semoga bermanfaat.  GO ORGANIK !


Artikel terkait :
1.  Bahan-yang-berpotensi-sebagai-starter kompos (Seri 4)
2. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 3)
3. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 2) 
4. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 1) 
5. Membuat starter kompos/pupuk sendiri (pengenalan)
6.
Tips gratis membuat EM (2) 
7. Tips gratis membuat pestisida organik (4) 
8. Tips gratis membuat bokashi/pupuk organik sendiri 
9. Tips membuat/membiakkan EM /mikroorganisme lokal (1) 
10. Potensi temu hitam sebagai insektisida dan fungisida organik 
11. Analisa kandungan urine hasil fermentasi 
12. Analisa biaya sederhana pembuatan pupuk organik cair 
13. Tips gratis membuat insektisida organik (resep 2) 
14. Potensi umbi gadung sebagai insektisida organik 
15. Tips gratis membuat pupuk organik cair sederhana 
16. Tips gratis membasmi hama yuyu/kepiting sawah 
17. Potensi kulit jengkol sebagai insektisida organik 
18. Tips membuat fungisida organik sendiri 
19. Tips membuat herbisida/racun rumput sendiri 
20. Tips gratis membuat pestisida organik sendiri (resep 1)

3 komentar:

  1. Perbedaan kandungan antara temu ireng dan temu lawak apa mas, salam pertanian.
    Blog yang sahuud nich.

    BalasHapus
  2. udah banyak baca mas, yg ini izin copy ya :D

    BalasHapus
  3. terimakasih sudah berkunjung ke blog saya mas. silakan mas dengan senang hati. salam kenal semua. beda kadungan temu ireng dengan temu lawak saya kurang tau pasti. musti baca literatur ya mas. salam sukses

    BalasHapus