Kamis, 13 Januari 2011

Tips praktis bertanam cabai hibrida

Tips kali ini saya tulis berdasarkan pengalaman buruk saya bertanam cabai besar hibrida sekitar tahun 2000-an lampau.  Saat itu saya masih pemula lah di bidang tanam-menanam...hehe...alias pengalaman masih kurang, hanya modal nekat dan kepincut harga cabai yang tinggi, bahkan akhir-akhir ini sempat tembus RP 50.000/kg, jadi kepingin bertanam cabai, kali saja untungnya lumayan.  Ternyata yang saya alami malah kebalikan, bener-bener terbalik alias RUGI...

Nah, kata orang sih...kalau bisa usahakan kita jangan "jatuh" di lubang yang sama to...Oleh karena itu saya akan membagi pengalaman buruk saya supaya hal yang sama tidak menimpa anda paling tidak semoga bisa menjadi antisipasi dalam bertanam cabai.

Saat itu tahun 2000-an saya bertanam cabai di musim penghujan, sekitar nopember/desember, persisnya saya lupa.  Maksud saya kan, biasanya jarang petani yang bertanam di bulan-bulan tersebut karena menghindari hujan dan kebanyakan bertanam padi karena air melimpah.  Harapan saya sih, jika sedikit yang tanam, biasanya nanti saat kita panen harga akan tinggi.  Ternyata...Langsung saja deh, tips ini meski jauh dari sempurna, paling tidak berdasarkan pengalaman nyata yang tak terlupakan...hehe...Oya, tips ini saya tulis terutama bagi yang ingin bertanam cabai di musim hujan.

1. Jangan pilih benih cabai sembarangan.  Walaupun yang akan kita tanam adalah benih hibrida, tetapi kita tetap harus teliti.  Apalagi jika kita ingin menanam di musim penghujan, pilihlah benih yang tahan terhadap penyakit karena penyakit mudah menyerang di musim penghujan.  Ada beberapa varietas yang relatif tahan terhadap busuk buah, layu bakteri maupun penyakit lainnya.  Sebaiknya konsultasikan dengan yang sudah berpengalaman dalam hal cabai atau penjual benih setempat.

2. Konsultasi dengan penjual benih mengenai kuantitas penjualan benih .  Maksud saya, jika pada bulan-bulan tersebut benih banyak terjual, berarti yang nanam banyak.  Sehingga kemungkinan besar area penanaman cabai semakin luas, produksi melimpah, akhirnya bisa-bisa harga anjlok, bikin kita RUGI.

3.  Khusus penanaman di musim hujan, sebaiknya bedengan yang kita buat agak ditinggikan, yah...sekitar 50 cm-an lebih lah dan parit/jarak antar bedengan dibuat lebar sekitar 50-60 cm.  Dengan begitu, air yang melimpah bisa dengan cepat terbuang karena jika air tergenang mudah menimbulkan penyakit busuk akar alias layu bakteri.  Walau konsekuensinya jumlah populasi tanaman menurun, tetapi yang penting tanaman sehat, sehingga produksi buah optimal bahkan malah tambah banyak.  Jadi, buatlah saluran atau parit pembuangan air yang baik sehingga air tidak menggenangi pertanaman cabai kita.

4.  Pelihara yang intensif terutama musim hujan.  Pada musim hujan relatif lebih banyak penyakit yang menyerang daripada hama. Oleh karena itu siap-siap saja obat anti jamur/bakteri.  Kalau bisa organik, bagus, contohnya EM-4.  Atau bikin sendiri bisa, caranya bisa dilihat DISINI,   DISINI, dan DISINI. Kemudian sebaiknya cara menyemprotkan obatnya bisa dilakukan pagi hari dengan menggunakan perekat yang baik.  Semprotlah 2-3 hari sekali.

5.  Dalam memberi pupuk awal pada tanaman sebaiknya yang lengkap.  Beri pupuk kandang matang yang cukup, urea/ZA, TSP, KCl, dolomit.  Aduk dengan tanah secara merata kemudian semprot dengan EM4 sebelum ditutupi mulsa plastik.  Beri juga pupuk organik cair yang cukup, yang cara pembuatannya bisa dilihat  DISINI. Aplikasi bisa dengan disemprotkan ke tanaman atau dikocorkan ke sekitar  pangkal batang tanaman.  Prinsipnya, jika tanaman mendapat nutrisi yang cukup maka tidak akan mudah terserang penyakit.

6.  Sering-seringlah membersihkan gulma/rumput liar karena di musim hujan, wahhhh....sungguh luar biasa pertumbuhan gulmanya.  Kalau tidak sering-sering kita cabut/bersihkan maka akan mudah menjadi sarang hama maupun penyakit.

7.  Jika ada gejala serangan hama atau penyakit maka cepat-cepatlah diobati dengan obat dan dosis yang tepat.  Hal ini untuk mencegah supaya hama atau penyakit tidak semakin meluas.  Bisa konsultasi dengan yang sudah berpengalaman atau di beberapa penjual benih atau PPL Pertanian setempat.  Jangan main sembarangan mengobati, salah-salah malah penyakit tidak musnah bahkan biaya membengkak, kan sayang !

8.  Yang terakhir...apalagi kalau bukan BERDO'A  dan SEDEKAH.  Karena walau kita sudah berusaha sekeras apapun kalau tidak diiringi dengan 2 hal diatas, seakan-akan tiada artinya.  Bukankah dengan bersedekah maka akan menyelamatkan kita dari bala dan menambah rizqi ???   Semoga...amiiin

Sekian dulu ya, insya ALLAH saya sambung lagi dengan tips-tips gratis lainnya.  Salam sukses...

UPDATE : Pengalaman buruk saya yang tak terlupakan diantaranya yaitu pada waktu musim hujan, di desa saya biasanya sekitar bulan januari atau pebruari tuh pasti ada angin yang cukup kencang, kalau orang sini menyebutnya "barat".  Saking kencangnya, hingga pohon-pohon besar seperti sengon, cengkeh, melinjo dll bertumbangan.  Nah, hal ini pula terjadi pada tanaman cabai saya.  Tanaman yang sudah berumur sekitar 3,5 dan sudah berbuah cukup banyak walau masih hijau/muda, bertumbangan alias pada patah rantingnya dan buahnya rontok hampir semua. Meski sudah saya beri ajir bambu tetap saja tak kuat menahan angin yang sangat kencang, ditambah lagi hujan yang deras.  Wah, habis deh sekitar 2000-an batang tanaman saya dulu.  Cabai yang rontok saya kumpulin ada beberapa karung kemudian saya jual ke pasar dengan harga yang murah, yah itu ruginya. Walau kemudian ada beberapa tanaman yang masih bisa berbuah, tetapi karena hampir semua patah rantingnya, bahkan daunnya pada rontok, ditambah lagi hujan terus, sehingga bekas patahan ranting tsb menjadi pintu masuk penyakit, penyakit dengan gampang menggerogoti tanaman saya alias batang busuk.  Yah..nasib deh..hehe...

Oleh karena itu, sedikit lagi saya tambahin tips dari saya, jika di daerah anda sering terjadi angin yang cukup kencang, tandai kapan biasanya terjadi.  Lalu mulailah bertanam setelah angin kencang tsb lewat atau bisa juga pada saat angin kencang tsb terjadi, tanaman cabai anda masih berumur sekitar 1 bulan sehingga belum terlalu tinggi dan belum berbunga/berbuah, insya ALLAH selamat.  Dan, ingat ! pasanglah ajir langsung pada saat penanaman bibit cabai. Kalau pasang ajir menunggu tanaman agak besar, dikhawatirkan bisa merusak akar, kalau akar rusak/luka wah...bahaya... penyakit gampang masuk.


Artikel terkait :
1.  Bahan-yang-berpotensi-sebagai-starter kompos (Seri 4)
2. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 3)
3. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 2) 
4. Bahan yang berpotensi sebagai starter kompos/pupuk (seri 1) 
5. Membuat starter kompos/pupuk sendiri (pengenalan)
6.
Tips gratis membuat EM (2) 
7. Tips gratis membuat pestisida organik (4) 
8. Tips gratis membuat bokashi/pupuk organik sendiri 
9. Tips membuat/membiakkan EM /mikroorganisme lokal (1) 
10. Potensi temu hitam sebagai insektisida dan fungisida organik 
11. Analisa kandungan urine hasil fermentasi 
12. Analisa biaya sederhana pembuatan pupuk organik cair 
13. Tips gratis membuat insektisida organik (resep 2) 
14. Potensi umbi gadung sebagai insektisida organik 
15. Tips gratis membuat pupuk organik cair sederhana 
16. Tips gratis membasmi hama yuyu/kepiting sawah 
17. Potensi kulit jengkol sebagai insektisida organik 
18. Tips membuat fungisida organik sendiri 
19. Tips membuat herbisida/racun rumput sendiri 
20. Tips gratis membuat pestisida organik sendiri (resep 1)

PENTING UNTUK SOBAT SEMUA :
Jika link-link diatas tidak bisa berfungsi dengan baik, silahkan anda cari di DAFTAR ISI blog ini dengan judul artikel yang sama. Insya ALLAH tak ada masalah. Selamat membaca, dan jangan lupa tinggalkan komentar atau saran ya...terimakasih banyak.

2 komentar: